“Yang paling penting ukuran keberhasilan layanan angkutan perkotaan ini yang pertama headway 10-15 menit. Kemudian load factor kita bisa menghitung jumlah penumpang naik dan turun dengan alat yang tersedia di bus jadi dapat diketahui permintaannya berapa. Indikator selanjutnya tingkat kecelakaan saat operasional akan dimonitoring secara langsung, termasuk kecepatan angkutan umum ini kalau melanggar akan didenda,” katanya.
Selaku perwakilan pemerintah, hadir Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Abdul Hayat Gani dengan Walikota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto. Keduanya menyambut baik sekaligus berbangga atas layanan BTS Teman Bus yang akan melayani masyarakat Makassar.
“Atas nama Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas webinar ini semoga kita dapat menemukan solusi untuk memberikan pelayanan massal angkutan perkotaan yang lebih mudah, ekonomis, nyaman bagi masyarakat khususnya bagi Makassar,” kata Abdul Hayat Gani.
Sementara itu, pengamat transportasi Djoko Setijowarno yang juga hadir mengungkapkan bahwa ada banyak hal untuk membuat transportasi umum mulai dari masalah eksternal, kelembagaan, hingga pendukung feeder transportasi.
“Untuk kota Makassar angkutan umum yang sering digunakan adalah pete-pete dengan 15 rute utama. Memang ada banyak masalah termasuk halte, sehingga membuat rute (di Makassar) itu tidak mudah. Teman-teman Organda juga turut terlibat dan duduk bersama sehingga jangan sampai nanti ketika beroperasi Teman Bus terjadi gesekan. Secara teknis mudah dilakukan tetapi kendala sosial ini yang sulit,” kata Djoko.
Dari sisi Pemerintah Daerah, Djoko juga menyarankan agar operasional Teman Bus di Makassar berjalan lancar dapat melakukan sejumlah hal seperti mempersiapkan halte bus, sosialisasi atau kampanye penggunaan angkutan umum, studi kemanfaatan program, dan kebijakan untuk memprioritaskan angkutan umum dibandingkan angkutan pribadi. [Antara]