Suara.com - Nissan mematok target untuk menjual 40 persen kendaraan listrik murni atau Electric Vehicle (EV) di Amerika Serikat pada 2030.
Di luar besaran 40 persen ini, disebutkan pula langkah selanjutnya untuk melakukan penjualan produk yang didominasi kendaraan jenis EV.
"Dengan LEAF, Nissan menunjukkan semangat perintis kami dalam produksi kendaraan listrik," jelas Jeremie Papin, Ketua Nissan Americas, dalam sebuah pernyataan yang dikutip via Carscoops.
Ia menambahkan bahwa kondisi lebih dari setengah juta mobil tenaga listrik murni terjual dan lebih dari 5 miliar kendaraan terelektrifikasi beredar di jalan raya sedunia membuat posisi Nissan terbantu. Yaitu memimpin revolusi kendaraan listrik.
Baca Juga: All-New Nissan LEAF Akan Mendarat di Indonesia, Ini Deretan Fitur Istimewanya
"Nissan berkomitmen penuh dalam bagian membangun masyarakat yang lebih bersih, lebih aman, dan lebih inklusif," lanjut Jeremie Papin.
Namun di atas itu semua, sangat penting memiliki industri dengan dukungan dari pemerintah. Khususnya mengajak konsumen mengadopsi EV. Selain itu, dukungan manufaktur dan infrastruktur sangat penting dalam melanjutkan keberadaan mobilitas elektrik generasi berikutnya.
"Pertama dan terpenting, kami ingin lebih banyak konsumen Amerika menikmati manfaat elektrifikasi. Emisi lebih rendah, demikian pula biaya, serta kegiatan mengemudi lebih seru," kata Jeremie Papin.
Pengumuman Nissan ini diungkapkan tidak lama setelah Presiden Joe Biden menandatangani surat edaran tentang imbauan 50 persen kendaraan baru yang dijual di seluruh Amerika Serikat pada 2030 harus sudah nol emisi.
Sebagai bagian dari rencana ini, pemerintahan Amerika Serikat ingin membangun jaringan stasiun pengisian nasional untuk kendaraan listrik dan menyediakan insentif bagi pemilik EV.
Baca Juga: Semangat Aliansi, Nissan Bagikan Pendapatan kepada Renault