Suara.com - Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan bahwa tahun ini Pertamina memasang target akan menjadikan 250-300 SPBU atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum sebagai Green Energy Station (GES).
Dikutip dari kantor berita Antara dalam launching Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum atau SPKLU Lenteng Agung dan MT Haryono, Nicke Widyawati menyatakan akan ada reward khusus. Yaitu ditujukan bagi pelanggan yang membeli BBM di GES.
Adapun menjadikan SPBU sebagai energy station adalah komitmen Pertamina untuk mendukung tambahan bauran energi dari renewable energy di dalam energy transition.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada BPPT yang terus membina, bekerja sama baik bersama Pertamina. Khususnya dalam peningkatan renewable energi dan energi baru di Indonesia. Kami juga mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada pemerintah yang terus memberikan support kepada Pertamina," lanjut Nicke Widyawati.
Baca Juga: Grazie Mille Valentino Rossi Buat Suguhan Balap Seru Seperempat Abad Ini
Saat ini, Pertamina telah melakukan inisiasi Pilot SPKLU di 6 lokasi di antaranya SPKLU di SPBU Fatmawati, Jakarta Selatan, diresmikan pada 10 Desember 2020. Kemudian SPKLU di SPBU Kuningan dan SPKLU di Bandara Soekarno Hatta yang sedang proses pembangunan.
Adapun tiga SPKLU lainnya merupakan sinergi dengan Balai Besar Teknologi Konversi Energi - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (B2TKE-BPPT). Yaitu di SPBU Jalan Lenteng Agung dan MT Haryono, Jakarta yang diresmikan Kamis (5/8/2021).
Sebelumnya juga sudah tersedia SPKLU yang berlokasi Puspitek BPPT Serpong.
"Dalam waktu dekat, kami juga akan launching green energy station, hari ini sekitar 100 SPBU Pertamina sudah terpasang Solar PV, sehingga listriknya juga sudah green energy dan nanti akan dilengkapi dengan SPKLU," lanjut Nicke Widyawati.
Direktur Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Rida Mulyana mengatakan bahwa program kendaraan listrik berbasis baterai merupakan bagian dari transisi energi untuk mewujudkan penggunaan energi yang lebih bersih dan efisien.
Baca Juga: Jumlah SPKLU di Jakarta Bertambah, Kini Hadir di SPBU Lenteng Agung dan MT Haryono
Selain itu, pengembangan kendaraan listrik dan infrastruktur pada akhirnya akan mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM). Sehingga dengan sendirinya menghemat devisa serta subsidi yang dikeluarkan pemerintah.
"Kami menghargai usaha dari Pertamina untuk melakukan transformasi bisnis sebagai respons perkembangan global. Transformasi ini memang tidak mudah, namun kami yakin dengan pengalaman dan daya saing Pertamina hal ini dapat diwujudkan, dan Pertamina nanti dapat memberikan kontribusi signifikan bagi pengembangan infrastruktur kendaraan listrik," papar Rida Mulyana mengenai pembangunan SPKLU oleh Pertamina, dikutip kantor berita Antara dari pernyataan pers, Jumat (6/8/2021).
Sebagai BUMN yang masih menjalankan bisnis didominasi energi fosil, maka transformasi Pertamina harus dijalankan secara signifikan dan cepat. Komitmen transisi energi juga harus dilakukan secara serius dan melibatkan program yang sangat masif.
Nicke Widyawati menyebutkan bahwa Pertamina juga telah melakukan pengukuran karbon emisi dalam 10 tahun terakhir dan telah dicapai sebesar 29 persen karbon emisi selama 2010-2020. Hal ini akan terus ditingkatkan termasuk di sektor transportasi yang menyumbang 23 persen karbon emisi.
Selain itu, untuk mendukung pemerintah dalam mengembangkan Industri mobil listrik, Pertamina juga bergerak di industri mid-streamnya yaitu pengembangan ekosistem baterai listrik bersama-sama dengan BUMN lain dalam IBC (Indonesian Battery Corporation).
Pertamina juga bekerja sama dengan pihak lain untuk sub-baterai yang diterapkan di beberapa daerah wisata dengan menyewakan kendaraan motor listrik.