Suara.com - Pembuat mobil sport, Ferrari menyatakan tidak khawatir dengan masa depan mobil bensin di tengah peralihan menuju mobil listrik.
Menurut CEO Ferrari, John Elkann, perubahan teknologi harus dilihat sebagai peluang. Dan hal ini bukanlah halangan bagi perusahaan.
"Peluang di bidang elektrifikasi, elektronik, dan teknologi lain yang tersedia saat ini akan memungkinkan kami membuat produk yang lebih berbeda dan unik," kata Elkann, dikutip dari Headtopics.
John Elkann atau lengkapnya John Philip Jacob Elkann adalah cucu dari Gianni Agnelli, taipan Italia yang berjaya di berbagai bidang, termasuk sektor otomotif. Saat ini ia mengendalikan Ferrari melalui perusahaan investasinya Exor, sebelum CEO baru veteran industri teknologi Benedetto Vigna mengambil alih kepemimpinan pada 1 September.
Baca Juga: Off-road Eksklusif Pakai Rolls-Royce Cullinan Bespoke, Fitur Menawan dan Serba Ada
Salah satu tugas Benedetto Vigna adalah menjalin kemitraan baru, sejalan kemitraan Ferrari dengan Yasa dari Inggris, yang sekarang menjadi bagian dari Daimler, untuk membantu peralihan ke era listrik.
"Yang terpenting di luar industri kami. Perusahaan akan mendapat banyak manfaat dari kemitraan dan program bersama," sambung John Elkann.
Seperti diketahui Ferrari telah berjanji meluncurkan mobil listrik pertamanya pada 2025.
Sementara Uni Eropa mengusulkan kebijakan untuk menghapus penjualan mobil bensin dan diesel mulai 2035.
Kebijakan ini sebagai bagian dari langkah memerangi pemanasan global. Sekaligus menjadi tantangan bagi pembuat mobil yang menjadikan mesin bertenaga bensin dan diesel sebagai produk utama.
Baca Juga: Akan Dipasarkan Segera di Tanah Air, All-New Nissan LEAF Siap Diorder Mulai Rp649 Juta