Suara.com - Kepolisian Resor atau Polres Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat memberikan imbauan kepada para pengemudi yang mengantre di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) saat penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Level 3.
Dikutip dari kantor berita Antara, pada Senin (2/8/2021) terjadi antrean panjang dari berbagai jenis kendaraan yang akan mengisi solar bersubsidi. Disebutkan oleh
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Lombok Barat, Iptu Agus Rachman, di Kabupaten Lombok Barat, bahwa masih sering terjadi situasi ini di sejumlah SPBU di wilayah hukumnya.
"Kondisi itu berpotensi menimbulkan kemacetan dan kecelakaan lalu lintas, mengingat antrean kendaraan sebagian besar akan mengisi solar, sehingga didominasi kendaraan jenis truk," tuturnya.
Selain berpotensi menimbulkan kemacetan dan kecelakaan lalu lintas, Iptu Agus Rachman mengungkapkan bahwa antrean pembelian solar bersubsidi ini berpotensi menimbulkan kerumunan. Sementara di Kabupaten Lombok Barat tengah diterapkan PPKM Level 3.
Baca Juga: Agar Mesin Mobil Sehat dan Hemat, Ini Saran dari Pengamat Otomotif
"Kami mengimbau kepada para pengemudi kendaraan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan, jangan berkerumun saat mengantre di SPBU," kata Iptu Agus Rachman.
Ia mengatakan dari hasil koordinasi dengan pengelola SPBU, antrean kendaraan terjadi karena limit pasokan solar bersubsidi dari Depo Pertamina.
"Solar dijatah secara bergiliran, sehingga saat stok kosong, kendaraan mengantre sampai menunggu pasokan dari depo datang," lanjut Iptu Agus Rachman.
PT Pertamina (Persero) sudah menambah volume penyaluran bahan bakar minyak bersubsidi jenis solar sebanyak 160 kilo liter mulai 23 Juni 2021. Yaitu sebagai respon atas relatif tingginya permintaan masyarakat di Pulau Lombok.
Sales Area Manager Pertamina Marketing Operation Region (MOR) V wilayah NTB, Mahfud Nadyo, menyebutkan rata-rata penyaluran solar bersubsidi mencapai 210-220 kilo liter per hari.
Baca Juga: Tipe Double Cabin, Ini Mobil Operasional Angkut Tabung Oksigen Pertamina Tarakan
Dengan adanya penambahan sebanyak 160 kilo liter mulai 23 Juni 2021, maka volume penyaluran solar mencapai 380 kilo liter per hari.
Menurut Mahfud Nadyo, tingginya permintaan solar bersubsidi akibat mulai menggeliatnya ekonomi masyarakat di Pulau Lombok, setelah Idul Fitri 2021. Salah satunya pembangunan proyek-proyek strategis Nasional yang membutuhkan dukungan kendaraan pengangkut material berbahan bakar solar.
"Volume penambahan solar bersubsidi yang kami salurkan termasuk lumayan banyak. Penambahan penyaluran akan menyesuaikan dengan kondisi di lapangan," pungkas Mahfud Nadyo.