Suara.com - Tenaga perbantuan atau relawan adalah salah satu kunci suksesnya gelaran skala internasional. Relawan membantu panitia penyelenggara di sektor tenaga kebersihan, pendamping, pengemudi kendaraan, penterjemah dan lainnya, seperti dalam gelaran Paralimpiade dan Olimpiade Tokyo 2020 yang berlangsung 23 Juli - 8 Agustus 2021.
Pihak penyelenggara merekrut 80 ribu relawan. Sedangkan Pemerintah Tokyo juga membuka perekrutan untuk 30.000 relawan, seperti dikutip dari rilis KBRI Tokyo. Di antara para relawan ini, warga Indonesia turut berpartisipasi. Mulai mengawal atlet dengan mobil van, sampai menjaga kebersihan di Athlete Village.
Sulistyana Arianti, Warga Negara Indonesia (WNI) yang telah bermukim 21 tahun di Tokyo, ibu kota Jepang. Dalam gelaran Olimpiade Tokyo 2020 ia memiliki tugas seru. Yaitu menjadi relawan petugas antar-jemput tim media peliput gelaran olah raga paling akbar sedunia itu. Sebagai mitra tugasnya adalah adalah satu unit mobil kategori Multi-Purpose Vehicle (MPV) atau commercial vehicle jenis van.
"Saya ingin turut berpartisipasi dalam acara bersejarah ini. Alhamdulillah mudah dan tidak ada kendala sejauh ini," jelas ibu satu anak itu.
Baca Juga: Best 5 Oto: Toyota Mengatasi Volkswagen, Batcycle Mengaspal di Glasgow, Ada SPKLU Tesla
Bertugas di Olimpiade Tokyo 2020 yang masih dibayang-bayangi pandemi COVID-19, Sulistyana Arianti menyatakan sempat ada rasa khawatir dengan suasana keramaian di Olimpiade Tokyo. Namun ia mencoba untuk selalu berpikir positif.
"Kalau saya pribadi berpikir positif saja. Walau ada perasaan deg-degan, yang jelas selalu jaga kebersihan, minum vitamin, dan berpikir bahagia. Tentunya berserah pada Allah SWT. Itu yang utama," tukasnya.
Sementara dari pihak penyelenggara dan pemerintah Tokyo sendiri, mereka mewajibkan para relawan untuk melakukan tes PCR secara berkala selama penyelenggaraan Olimpiade Tokyo. Juga protokol kesejatan seperti mengenakan masker dan sarung tangan plastik.
Selain Sulistyana Arianti, beberapa nama warga Indonesia yang terjun sebagai relawan dalam kejuaraan olah raga terbesar ini adalah Jerome Polin Sijabat dan Nasya Abeba.
Jerome Polin Sijabat adalah mahasiswa tahun terakhir Waseda University yang dikenal sebagai YouTuber di kanalnya Nihongo Mantappu. Awalnya ia terpilih menjadi salah satu pembawa obor atau torch relay, dan penundaan penyelenggaraan membuat kesempatan itu batal.
Baca Juga: Kebijakan Land Cruiser Dilarang Dijual Kembali dalam Setahun, Toyota Berikan Pernyataan
Tetap semangat, mahasiswa yang berhasil menghadirkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim, dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk berbincang di kanalnya itu, melamar menjadi relawan Olimpiade Tokyo 2020 dan diterima.
Senada Jerome Polin Sijabat, Nasya Abeba tengah menempuh pendidikan di Jepang. Mahasiswi berusia 21 tahun ini berinisiatif bergabung menjadi relawan di Olimpiade Tokyo 2020.
"Saya mencoba mencari pengalaman baru dengan berpartisipasi di acara bergengsi ini. Seru, bisa melihat suasana baru dan aktivitas atlet sendiri. Bahkan bisa bertemu langsung dengan atletnya. Walaupun kerjanya sedikit berat tapi lumayan untuk pengalaman," jelas Nasya Abeba yang bertugas memastikan kebersihan kamar para atlet di Athlete Village.
Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang Heri Akhmadi berpesan kepada seluruh WNI yang menjadi relawan Olimpiade Tokyo agar disiplin menjaga protokol kesehatan.
"Jaga kesehatan dalam bertugas. Disiplin dan tertib, ikuti instruksi dari panitia penyelenggara. Jaga nama baik Indonesia dan pelajari apa yang anda lihat dan kerjakan sebagai pengalaman berharga," demikian disebutkan Dubes RI untuk Jepang.