Suara.com - Michelin Indonesia menargetkan untuk menggunakan sepenuhnya bahan daur ulang untuk memproduksi ban produk baru yang akan dipasarkan pada 2050, demikian diumuman merek asal Prancis itu baru-baru ini.
Tetapi apakah dengan material daur ulang, kualitas ban Michelin akan tetap terjaga?
Customer Engineering Support Michelin Indonesia, Mochammad Fachrul Rozi, menjamin bahwa kualitas ban dari material daur ulang akan sama saja dengan yang diproduksi secara konvensional.
"Sebenarnya sama, karena kitika di daur ulang bukan di-recycle. Yang diambil hanya matrial pendukungnya seperti carbon black. Jadi bukan matrial utamanya," kata Mochammad Fachrul Rozi, saat bincang vitual bersama Michelin Indonesia, Sabtu (24/7/2021).
Baca Juga: Michelin: Ban Motor Tanpa Bungkus Plastik Aman Digunakan
Sementara itu, Head of Public Affairs and Press Relation of Michelin Indonesia, Kartika Susanti menjelaskan, secara proses ketika ban sudah habis masa pakainya, ban akan di potong dan dipisahkan dari kawat atau casing. Komponnya saja yang diolah dan digunakan sebagai matrial pendukung.
"Ban itu dibuat dari 200 chemical. Jadi memang hanya kompon tertentu saja yang diambil. Kalau performanya tidak ada bedanya dengan ban baru," terang Kartika.
Meski penggunaan bahan daur ulang ban merupakan target jangka panjang. Namun Kartika mengatakan, saat ini prosesnya sudah berjalan.
"Saat ini penggunaan bahan daur ulang sudah 30 persen. Secara bertahap akan ditingkatkan sampai 100 persen," tutup Kartika.
Baca Juga: Multistrada Resmi Hentikan Penggunaan Bungkus Plastik untuk Ban Corsa