Kekurangan Chip Semikonduktor Diperkirakan Berlanjut Sampai 2022

Sabtu, 24 Juli 2021 | 11:21 WIB
Kekurangan Chip Semikonduktor Diperkirakan Berlanjut Sampai 2022
Ilustrasi chip. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kekurangan pasokan chip semikonduktor global semakin membuat khawatir industri otomotif.

Bahkan raksasa otomotif asal Jerman, Daimler memperkirakan kelangkaan chip akan berlangsung sampai 2022.

Anggota dewan manajemen Daimler, Harald Wilhelm, mengatakan kepada investor, meskipun dia memperkirakan kekurangan chip akan berlanjut hingga tahun depan, namun akan lebih ringan daripada tahun ini.

Mercedes-Benz, yang berada di bawah Daimler AG, harus melakukan sejumlah penyesuaian sebagai akibat dari pandemi dan menurunkan prospek laba tahun 2021. Seperti produsen mobil lainnya, angka produksi Mercedes-Benz juga ikut menurun.

Baca Juga: Membeli Kendaraan dari Rumah, Transaksi Online Otomotif Makin Marak

“Kami memiliki beberapa mobil yang belum selesai, tetapi kami tidak membiarkan produk kami keluar tidak sesuai dengan proporsinya,” kata Ola Källenius, CEO Daimler, dikutip dari Carscoops.

Ia menambahkan, saat ini setiap merek harus merakit model kendaraan tertentu yang memiliki demand di pasar. Model lain harus menunggu chip semikonduktor selesai untuk siap dijual.

Tidak hanya Daimler, kelangkaan chip semikonduktor hampir membuat seluruh pembuat mobil menghentikan produksi di sejumlah pabrik.

Masalah ini merupakan dampak dari pandemi, banyak industri berlomba-lomba untuk mendapat pasokan semikonduktor. Sementara pembuat mobil tidak mendapatkan pasokan sesuai yang dibutuhkan.

Sedikit berbeda dengan Daimler, BMW justru memperkirakan kelangkaan chip akan berlangsung hingga akhir tahun 2021.

Baca Juga: Wuling Tegaskan Produk di Indonesia Tak Terdampak Recall

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI