Suara.com - Keberadaan mobil terbang sepertinya semakin mendekati kenyataan di tengah gencarnya pembuat mobil mengembangkan kendaraan listrik. Selain menggunakan jasa layanan taksi terbang, mungkin saja individu kelak akan membeli sarana transportasi ini buat penggunaan pribadi alias terbang sendiri. Atau dengan kata lain bukan kebutuhan bisnis fleet customer.
Melansir Carscoops, setelah menghitung biaya pengembangan mobil terbang menjadi sebuah kenyataan, termasuk sayap yang dapat ditarik, mesin jet dan tangki bahan bakar yang besar. Biaya yang harus dikeluarkan rupanya tidak murah.
Hasilnya adalah model tersedia untuk dibeli, akan lebih mahal daripada supercar hybrid Ferrari SF90 Stradale.
Sebagai perbandingan, Ferrari SF90 Stradale 2021 dipatok 625.000 dolar Amerika Serikat (AS) atau sekira mendekati Rp9 miliar.
Baca Juga: Mitsubishi Gandeng Hitachi Studi Kendaraan Listrik Komersial di Thailand
Menurut laporan Fox Business, kepala pemasaran Pentagon Motor Group Shakeel Hussian mengatakan bahwa biaya memiliki mobil terbang tidak realistis. Namun memperkirakan bahwa pendanaan akan berkurang seiring berjalannya waktu.
"Biaya mobil listrik pertama mulai tinggi dan perlahan mulai menjadi lebih terjangkau dan tersedia secara luas,” ujar Shakeel Hussian.
Namun biaya membeli mobil terbang tidak cukup sampai mendapatkan barang atau melakukan investasi saja. Pemilik juga harus mengeluarkan dana lain seperti lisensi terbang, asuransi, serta parkir dan bahan bakar. Yang mana antara lisensi membuat Surat Izin Mengemudi (SIM), lokasi parkir, sampai jenis bahan bakar tidak bisa disamakan dengan kebutuhan di jalan raya.