SsangYong Jual Aset, Pindah Orientasi Bisnis Mobil Ramah Lingkungan

Rabu, 14 Juli 2021 | 08:38 WIB
SsangYong Jual Aset, Pindah Orientasi Bisnis Mobil Ramah Lingkungan
Teaser mobil listrik perdana Ssangyong Motors, yang dirilis Senin (20/7/2020). Sebagai ilustrasi [Yonhap/Ssangyong via ANTARA].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - SsangYong yang saat ini tengah dibelit hutang mengambil keputusan untuk menjual aset. Pilihannya adalah melepaskan salah satu pabrik di kawasan Pyeongtaek, 70 km dari Seoul, ibu kota Korea Selatan.

Dikutip kantor berita Antara dari kantor berita Korea, Yonhap di awal pekan ini, penjualan pabrik yang didirikan pada 1979 itu diharapkan mampu menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan.

Kekinian, SsangYong berada dalam pengawasan pengadilan karena induk perusahaannya, yaitu Mahindra & Mahindra dari India, gagal menjual 75 persen saham SsangYong.

SsangYong Korando e-Motion [SsangYong via ANTARA]
SsangYong Korando e-Motion, sebagai ilustrasi salah satu produk ramah lingkungan dari SsangYong [SsangYong via ANTARA]

Pemerintah kota Pyeongtaek telah menandatangani nota kesepahaman dengan manajer SsangYong Motors yang ditunjuk pengadilan dan serikat pekerja untuk menjual pabrik seluas 850.000 meter persegi seharga 786 juta dolar Amerika Serikat.

Baca Juga: Hyundai Kona EV dan Toyota Prius Jadi Transportasi Online di Singapura

Rencananya, dana dari hasil penjualan akan digunakan untuk membangun pabrik baru SsangYong yang lebih mendukung pemulihan bisnis. Antara lain manufaktur mobil ramah lingkungan.

"Kami akan secara aktif mendukung SsangYong Motors untuk tumbuh menjadi perusahaan global yang berkontribusi pada pengembangan ekonomi lokal," kata Wali Kota Pyeongtaek, Jung Jang-seon.

Chung Yong-won, administrator SsangYong Motors yang ditunjuk pengadilan, mengatakan pabrik baru akan fokus pada mobil ramah lingkungan dan swakemudi yang bisa menopang bisnis mereka lebih jauh di masa depan.

Akhir tahun silam, SsangYong mengalami kegagalan dalam membayar pinjaman sekitar 60 miliar won (54,44 juta dolar AS). Sebagai pemegang saham mayoritas sebesar 74,65 persen, Mahindra & Mahindra menyampaikan bahwa perusahaan itu tidak mampu membayar sejak jatuh tempo pada 14 Desember.

Rincian utang yang menjerat SsangYong antara lain 30 miliar won kepada kepada Bank of America, 20 miliar won kepada JPMorgan Chase & Co, serta 10 miliar won kepada BNP Paribas.

Baca Juga: SsangYong Kembangkan Mobil Listrik, Kenalkan Korando e-Motion

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI