Suara.com - Asosiasi industri otomotif Jerman VDA mengatakan kekurangan chip semikonduktor akan menimbulkan dampak negatif terhadap produksi mobil untuk jangka pendek dan menengah.
Presiden VDA Hildegard Muller mengimbau agar industri melakukan pendekatan di seluruh Uni Eropa agar saling menopang kapasitas manufaktur semikonduktor.
"Industri otomotif bukan satu-satunya yang menangani kekurangan ini, yang membuat masalah lebih kompleks," kata Hildegard Muller, dikutip dari Automotive News.
Awal pekan ini, VDA merevisi perkiraan pertumbuhan produksi di Jerman menjadi 3 persen dari sebelumnya 13 persen di awal tahun.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Batasi Aktivitas, Ruang Digital Jadi Panggung Industri Otomotif
Sementara jumlah mobil yang diprodukasi diperkirakan hanya 3,6 juta mobil yang akan dibuat di Jerman sepanjang 2021 atau turun 400.000 unit dari perkiraan.
"Dalam jangka pendek dan menengah, akan sulit untuk menemukan solusi," tambah Muller.
Sementara itu, salah satu pembuat mobil asal Jerman Mercedes-Benz mengatakan pada bahwa pengiriman selama kuartal kedua mengalami penurunan yang sangat signifikan akibat terbatasnya pasokan chip yang dibutuhkan.
"Kekurangan yang terjadi bulan lalu sangat parah, dan krisis rantai pasokan akan bertahan selama dua kuartal mendatang," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
Di Tanah Air, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo juga melakukan revisi produksi tahun lalu. Namun saat itu penyebabnya adalah hantaman gelombang pandemi Covid-19. Kesamaannya dengan Jerman, dua kejadian ini adalah dampak virus Corona di sektor otomotif.
Baca Juga: PPKM Darurat Bakal Menekan Sektor Otomotif, Begini Pendapat Pakar dan Pelaku Industri