Suara.com - Mercedes-Benz Amerika Serikat (AS) mengumumkan data sensitif dari hampir 1.000 pelanggan telah diretas dan dapat diakses melalui platform penyimpanan cloud.
Dalam hal ini perusahaan tidak membahas secara rinci bagaimana hal tersebut bisa terjadi. Tetapi perusahaan menyebutkan bila mereka mendapat informasi dari peneliti keamanan eksternal telah menemukan informasi tersebut.
Mercedes-Benz sendiri saat ini sedang menyelidiki insiden tersebut dengan bekerja sama dengan mitra mereka untuk urusan sistem keamanan.
"Kami yakin informasi itu dimasukkan oleh pelanggan dan pembeli yang tertarik di situs web dealer dan Mercedes-Benz antara 1 Januari 2014 dan 19 Juni 2017," kata Mercedes-Benz, dikutip dari Carscoops.
Baca Juga: Soal Beda Data Kematian Covid-19, Ini Penjelasan Lengkap Kadinkes Kalbar
Lebih lanjut, Mercedes-Benz menegaskan tidak ada sistem mereka yang berhasil diretas dan tidak ada bukti, sampai saat ini, bila ada informasi yang telah digunakan untuk tujuan jahat.
Dalam hal ini disebutkan bila data pelanggan yang bocor mencakup nomor SIM, nomor jaminan sosial, informasi kartu kredit, dan tanggal lahir.
Mercedes-Benz Amerika Serikat saat ini mulai memberi tahu para pelanggan terkait informasi sensitif yang telah bocor. Namun siapa pun pelanggan yang memiliki informasi kartu kredit, nomor SIM, atau nomor jaminan sosial mereka yang disertakan dalam data akan ditawarkan langganan 24 bulan gratis untuk melakukan pemantauan kartu kredit.