Suara.com - Situasi pandemi dan krisis chip global membuat harga mobil bekas di Amerika Serikat meroket.
Melansir Motor1, dalam rentang 12 hingga 18 bulan terakhir, harga mobil bekas di Negeri Paman Sam melonjak antara 15 sampai 40 persen. Tren ini menunjukkan harga mobil bekas bisa lebih mahal daripada harga mobil baru yang dijual di diler.
Sebuah laporan dari The Associated Press menjelaskan, situasi ini sebelumnya diutarakan Alex Yurchenko, wakil presiden senior ilmu data di Black Book, sebuah perusahaan analisis data industri otomotif.
Dia mengatakan bahwa sejumlah besar kendaraan berusia satu hingga tiga tahun saat ini ditawarkan dengan harga lebih mahal.
Baca Juga: Ada Relaksasi PPnBM, Penjualan Mobil Bekas di Bandar Lampung Meningkat
"Pasar mobil bekas sangat aneh saat ini. Harga untuk banyak kendaraan mainstream akan mendekati harga eceran," ujar Yurchenko.
Black Book menemukan tidak kurang dari 73 model mobil bekas yang dijual di pusat pelelangan dengan harga lebih mahal dari harga asli atau versi barunya. Sebagian besar kendaraan ini adalah truk dan SUV.
Lantas bagaimana situasi pasar mobil bekas di Indonesia?
Berdasarkan hasil survei OLX bertajuk "Consumer Research", faktor-faktor yang membuat konsumen tetap membeli mobil bekas antara lain 31 persen masyarakat mencari mode transportasi yang aman karena sudah banyak yang beraktivitas normal.
Kemudian, 28 persen masyarakat mencari mobil yang usianya masih terbilang baru, mulai terlihatnya sentimen yang positif pada konsumen, serta keadaan ekonomi yang sudah mulai membaik.
Baca Juga: Pasar Mobil Bekas: Mitsubishi Xpander Jadi Salah Satu Pilihan Favorit
"Mobil baru nantinya juga akan menjadi mobil bekas. Jadi walau masih pandemi, kondisi pasarnya membaik," kata CEO OLX Group Indonesia, Johnny Widodo.