Suara.com - Nissan diketahui berada dalam situasi yang kurang baik pasca terungkapkapnya kasus penyelewengan dana yang dilakukan mantan CEO Carlos Ghosn. Bahkan pembuat mobil Jepang dilaporkan harus menelan kerugian operasional sebesar 400 juta dolar Amerika Serikat (AS) pada 2019.
Sebagai bagian dari strategi perusahaan untuk bangkit, Nissan menunjuk Chief Operations Officer Ashwani Gupta untuk menghidupkan kembali Nissan di pasar Amerika Utara.
Sementara itu Nissan berfokus pada peningkatan pendapatan model di Amerika Serikat. Perusahaan juga memilih untuk mengurangi sejumlah operasi di Eropa untuk menekan biaya. Strategi ini rupanya membuahkan hasil.
"Setiap indikator yang memengaruhi harga sedang menuju ke arah yang benar," kata Ashwani Gupta kepada Automotive News.
Baca Juga: Ford Motor Company Jadi Pemasok Komponen Mobil Kantor Pos Amerika Serikat
Ia menambahkan, saat ini budaya telah berubah dari volume ke nilai dan strategi yang dijalankan cukup berhasil.
Pada tahun fiskal terakhir yang berakhir 31 Maret, insentif per kendaraan turun 4,6 persen di Negeri Paman Sam, sementara pendapatan naik 3,8 persen.
Model yang dijual juga mendekati target. Karena itu Ashwani Gupta ingin mendapatkan lebih banyak laba dari setiap kendaraan yang dijual untuk mempertahankan profitabilitas.
Ia menegaskan, saat ini Nissan melakukan strategi "Quality of Sales" untuk meningkatkan pendapatan bersih per unit.
"Cara kami bisa meningkatkan pendapatan per unit adalah menetapkan harga yang bersedia dibayar oleh pelanggan, mengenali konten, kinerja, nilai fitur dan nilai non-fitur di dalam mobil," terang Ashwani Gupta.
Baca Juga: Jaguar F-Pace SVR Meluncur di Eropa Akhir 2020, India Kini Buka Pemesanan SUV Ini
Untuk mendorong pemulihan penjualan di Amerika Serikat, Nissan gencar menghadirkan jajaran produk baru.
Setidaknya ada enam produk baru yang telah mendapat penyegaran. Di antaranya sedan Nissan Sentra versi baru, pickup Nissan Titan, dan crossover All-New Nissan Rogue. Disebut paling belakang ini sukses, dengan penjualan naik 43 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.