Kembangkan Baterai Kendaraan Listrik, Indonesia Mesti Didukung Industri Daur Ulang

Kamis, 24 Juni 2021 | 14:30 WIB
Kembangkan Baterai Kendaraan Listrik, Indonesia Mesti Didukung Industri Daur Ulang
Recharging station pengisian kembali baterai mobil listrik di di Plaza Senayan, Jakarta. Sebagai ilustrasi [Suara.com/Manuel Jeghesta Nainggolan].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dan di masa mendatang, kendaraan listrik juga tergantung pada inovasi baterai yang saat ini cenderung tidak menggunakan bahan baku nikel, kobalt, dan mangan seperti lithium sulfur dan lithium ferro phosphor yang membuat baterai lebih murah, termasuk juga inovasi solid baterai basis hidrogen.

Teknologi disruptive battery yang mengindikasikan ketersediaan nikel, mangan dan kobalt melimpah tidak menjamin produksi baterai yang mengandalkan material ini akan berhasil. Pertimbangan biaya dan kemampuan storage dari material baru juga harus diantisipasi.

Untuk itu, pengembangan industri baterai juga perlu didukung dengan industri daur ulang.

"Limbah baterai serta beberapa jenis scrap dari paduan nikel sangat memungkinkan untuk didaur ulang sehingga dihasilkan beberapa jenis produk yang bernilai tinggi," jelas Taufiek Bawazier.

Sementara itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong percepatan pengembangan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai dan energi baru terbarukan (EBT) guna mewujudkan visi Indonesia bisa menjadi pemain utama dalam industri otomotif global.

"Industri otomotif merupakan salah satu sektor prioritas berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0. Sasaran utamanya, Indonesia akan menjadi export hub kendaraan bermotor, baik untuk kendaraan berbasis bahan bakar minyak (internal combustion engine/ICE) maupun kendaraan listrik (electrical vehicle/EV)," ungkap Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, amis (24/6/2021).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI