Suara.com - BMW mengumumkan untuk memangkas biaya produksi sebesar 25 persen untuk setiap model agar dapat lebih kompetitif.
Anggota Dewan Produksi BMW, Milan Nedeljkovic mengatakan, strategi ini dilakukan dalam upaya untuk menjadi lebih kompetitif dengan Volkswagen, Daimler, dan Tesla.
"Kami akan menurunkan biaya produksi per kendaraan sebesar 25 persen pada 2025," kata Milan Nedeljkovic, seperti dikutip oleh surat kabar Jerman Handelsblatt.
Sebelumnya BMW mengatakan akan tetap berada di strategi awal untuk memenuhi target laba 2021. Walaupun perusahaan asal Jerman ini tidak menutup mata soal kendala. Seperti biaya bahan baku yang meningkat dan kekurangan chip global yang bakal menekan jumlah produksi pada kuartal kedua.
Baca Juga: BMW Indonesia Beri Jawaban Soal Desain Grille yang Terlalu Besar
BMW tetap memasang target laba tinggi pada tahun buku 2021, meski mengalami krisis chip atau chip semikonduktor.
Pasalnya seperti diketahui, sebagian besar industri otomotif memang tengah dilanda kekurangan chip semikonduktor secara global, sehingga memaksa sejumlah pabrik perakitan tutup, memangkas persediaan dan menaikkan harga.
"Kami tidak dapat berasumsi bahwa kami akan keluar dari kuartal kedua tanpa cedera," kata Chief Executive Officer BMW, Oliver Zipse.
Ia berharap jika kekurangan chip semikonduktor ini tidak berdampak besar pada produksi, perusahaan akan merespons dengan memprioritaskan produksi mobil dengan margin keuntungan yang lebih tinggi.
Baca Juga: Ganti Fitur Jadi Solusi BMW Atasi Langkanya Ketersediaan Chip Semikonduktor