Suara.com - "Ambisi Indonesia untuk mengembangkan electric vehicle (kendaraan listrik) menggantikan kendaraan konvensional harus didukung oleh semua pemangku kepentingan di industri otomotif Nasional maupun oleh semua stakeholders terkait," papar R.M. Soedjono Respati, Ketua Masyarakat Konservasi dan Efisiensi Energi Indonesia (Maskeei) dalam konferensi pers daring di Jakarta, Senin (14/6/2021).
Dikutip dari kantor berita Antara, Maskeei mendukung upaya penurunan emisi karbon (dekarbonisasi) di sektor transportasi. Caranya menggelar Indonesia Energy Efficiency and Conservation Conference & Exhibition (IEECCE) 2021 yang akan membahas isu-isu terkini tentang upaya Nasional dan global dalam melakukan transisi pemanfaatan energi konvensional menuju pemanfaatan energi bersih dan berkelanjutan.
Ketua Maskeei R.M. Soedjono Respati mengatakan bahwa di banyak negara pemanfaatan energi konvensional paling besar di sektor mobilitas. Oleh karenanya, keberhasilan dalam mengurangi emisi karbon di sektor ini akan sangat signifikan berkontribusi pada penurunan karbon di tingkat global.
Seperti disebutkannya tadi bahwa kendaraan listrik di Indonesia yang dikembangkan untuk menggantikan kendaraan konvensional harus didukung semua pemangku kepentingan di industri otomotif Nasional dan semua stakeholders terkait.
Baca Juga: Xiaomi Saingi Apple untuk Urusan Mobil Listrik
Jon Respati, demikian R.M. Soedjono Respati diakrabi mengatakan dukungan pemerintah merupakan suatu hal penting dalam IEECCE 2021. Yaitu menghadirkan para pembicara kunci yang sebagian besar terdiri dari para Menteri Kabinet Kerja dalam bidang isu-isu terkait energi.
"Kesediaan Bapak-bapak Menteri untuk berpartisipasi dalam acara ini kami rasakan sebagai dukungan besar pemerintah kepada perjuangan Maskeei dalam mengadvokasi, mempromosikan dan mendorong peningkatan upaya efisiensi dan konservasi energi, serta mengawal kebijakan-kebijakan pemerintah yang mendukung upaya-upaya tersebut di masyarakat, demi tercapainya sasaran pembangunan rendah karbon dan berkelanjutan," ujarnya.
"Serta dalam rangka melakukan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim global, sebagaimana dicantumkan dalam dokumen Nationally Determined Contribution sebagai wujud tanggung Jawab Indonesia dalam upaya-upaya global terkait perubahan iklim sebagaimana disepakati dalam Perjanjian Paris 2015," tambah Jon Respati.
IEECCE 2021 sendiri berlangsung 14 - 17 Juni 2021, dengan tema "Responding to the Global Energy Transition" atau Menanggapi Transisi Energi Global dan merespons lebih spesifik pada "Decarbonization of the Mobility Sector" atau Dekarbonisasi Sektor Mobilitas.
Dalam acara ini akan hadir secara daring beberapa pembicara seperti Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri ESDM Arifin Tasrif, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Kepala BPPT Laksana Tri Handoko, Eksekutif Director International Energy Agency Fatih Barol, Senior Business Developer Swedish Energy Agency Paul Westin, dan Rektor ITB Reini D. Wirahadikusumah.
Baca Juga: Apple Gandeng Pemasok Baterai Mobil Listrik Asal China untuk Pengembangan Kendaraan?
"Kami berharap event ini akan bermanfaat dan memberi sumbangan dan dorongan pada upaya peningkatan efisiensi energi dan pengembangan energi bersih dalam rangka menjawab tantangan transisi energi global menuju pemanfaatan energi bersih (clean energy) untuk pembangunan berkelanjutan," ujar Jon Respati.
Maskeei sendiri berdiri sejak November 2014, sebagai kelanjutan dari kegiatan Forum Komunikasi Masyarakat Hemat Energi (FKMHE) yang berdiri pada 2001.
Maskeei mempunyai visi tercapainya tujuan Nasional pengembangan energi bersih dan berkelanjutan, khususnya terkait upaya efisiensi dan konservasi energi. Misi utamanya adalah mengadvokasi gerakan penghematan energi melalui upaya efisiensi.