Inspiratif: Longginus Eusabilis Bogin, Pembuat Sepeda Motor Difabel

Senin, 14 Juni 2021 | 11:48 WIB
Inspiratif: Longginus Eusabilis Bogin, Pembuat Sepeda Motor Difabel
Longginus Eusabilis Bogin alias Rana (20) penyandang disabilitas yang kini merakit motor di Balai Besar Vokasional Inten Soeweno, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat [ANTARA/M Fikri Setiawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rana, lengkapnya Longginus Eusabilis Bogin yang berusia 20 tahun adalah pembuat sepeda motor untuk kaum difabel. Ia sendiri pernah mengalami lumpuh dan kini mengandalkan kaki palsu.

Dikutip dari kantor berita Antara, kisah kebangkitannya berawal saat meninggalkan Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan pindah ke Bogor, Jawa Barat, pada 2018.

Saat itu niatnya adalah menemui Presiden Jokowi di Istana Presiden, dengan maksud meminta kaki palsu. Tanpa bekal persyaratan administrasi, ia mengurungkan niatnya dan terkatung-katung di Terminal Baranangsiang Bogor sekitar empat hari, sampai bertemu petugas Dinas Sosial Kota Bogor.

Lantas Longginus Eusabilis Bogin alias Rana dititipkan di sebuah panti asuhan sebelum memilih untuk mengikuti pelatihan otomotif di Panti Sosial Rehabilitasi Penyandang Disabilitas (PSRPD) Cimahi, Jawa Barat, selama delapan bulan.

Menteri Sosial Tri Rismaharini mendatangi Balai Besar Vokasional Inten Soeweno, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (12/6/2021) [ANTARA/M Fikri Setiawan].
Menteri Sosial Tri Rismaharini mendatangi Balai Besar Vokasional Inten Soeweno, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (12/6/2021) [ANTARA/M Fikri Setiawan].

Tekadnya ingin berkarya dan memperjuangkan hidup berbuah manis. Ia lolos dari seleksi untuk menjadi perakit sepeda motor roda tiga khusus penyandang disabilitas yang merupakan program Kementerian Sosial RI.

Keteguhan Rana bisa terasakan lewat kepiawaiannya merakit sepeda motor. Padahal di usia tujuh tahun, kaki kanannya diamputasi akibat tertabrak sepeda motor.

Tidak trauma atau mempermasalahkan situasi itu, kini hari-harinya justru lebih banyak dihabiskan dengan merakit sepeda motor.

"Percaya diri, karena saya menganggap kekurangan saya ini adalah seni dalam hidup saya. Ibaratnya seperti suatu bangunan, bila warnanya hanya satu itu jelek, kalau berwarna-warna itu indah," ungkapnya berfilosofi.

Kekinian, sudah dua bulan Rana terjun dalam perakitan sepeda motor roda tiga merek Viar, khusus para penyandang disabilitas, di Balai Besar Vokasional Inten Soeweno, Cibinong, Kabupaten Bogor. Ia adalah satu dari sembilan perakit sepeda motor penyandang disabilitas di sana.

Baca Juga: Sepeda Motor Masuk Posisi Blind Spot, Waspadai Bahaya dari Kendaraan Besar

Ia bersama timnya sudah berhasil merakit 18 unit sepeda motor roda tiga selama dua bulan. Sementara target pembuatan sepeda motor roda tiga di Kementerian Sosial yaitu 50 unit setahun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI