Suara.com - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan bahwa industri otomotif adalah sektor yang cukup memberikan kontribusi ekspor ke luar negeri. Demikian dikutip dari kantor berita Antara.
"Industri otomotif merupakan industri yang cukup memberikan kontribusi signifikan di bidang ekspor," jelas Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Indrasari Wisnu Wardhana dalam webinar "Sektor Otomotif Nasional: Mengubah Tantangan Menjadi Peluang", Kamis (11/6/2021).
Disebutkannya bahwa sektor otomotif adalah faktor penting sebagai sektor yang menyumbangkan devisa ekspor. Yaitu kelima terbesar dari Indonesia, setelah besi baja, mesin, serta perlengkapan elektronik.
Indrasari Wisnu Wardhana menjelaskan, sektor otomotif menempati peringkat ke-6 terbesar ekspor non migas pada periode Januari-April 2021 sebesar 3,13 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: Industri Otomotif Sangat Butuh Chip Semikonduktor, Bosch Buka Pabrik Baru
Adapun pertumbuhan ekspor sektor otomotif Indonesia mengalami kenaikan 35,67 persen pada periode Januari-April 2021, dibandingkan periode yang sama di 2020.
Hal ini menunjukkan bahwa ekspor sudah bertransformasi dari yang berbasis komoditi menjadi berbasis manufaktur.
"Kita sudah bertransformasi dari yang berbasis komoditi menjadi manufaktur, karena di antara lima besar itu, tiga di antaranya industri manufaktur," tambah Indrasari Wisnu Wardhana.
Menurut data Kemendag, lima besar negara tujuan ekspor otomotif Indonesia, di antaranya Filipina, Vietnam, Thailand, Jepang dan Saudi Arabia.
Ekspor Indonesia ke negara-negara itu menunjukkan peningkatan yang cukup baik dibandingkan periode yang sama 2020, yaitu masing-masing pada kuartal pertama 2021 mencapai:
Baca Juga: Industri Otomotif Indonesia Tumbuh di Masa Pandemi, Ini Posisinya di Asia Tenggara
- Filipina: 41,27 persen
- Vietnam: 42,98 persen
- Thailand: 22,01 persen
- Jepang: 34,25 persen
- Saudi Arabia: 8,64 persen
Indrasari Wisnu Wardhana menambahkan, peluang di sektor otomotif dalam negeri juga cukup besar. Ia menyebut, rasio kepemilikan mobil di Indonesia dinilai masih relatif rendah, hanya mencapai 99 unit per 1.000 orang, sehingga diproyeksikan industri otomotif dalam negeri masih bisa tumbuh lebih tinggi ke depannya.
Ia juga meminta pelaku industri otomotif dalam negeri untuk serius menggarap sektor ini, mengingat terbukanya peluang pasar akibat masih rendahnya rasio kepemilikan mobil.
"Jadi, kita lihat peluang potensial untuk meningkatkan sektor otomotif di Indonesia cukup besar," tutup Indrasari Wisnu Wardhana.