Suara.com - Para penggemar kegiatan alam bebas pasti sudah tidak asing lagi dengan Light Utility Vehicle (LUV) atau All-Terrain Vehicle (ATV) yang mantap diajak main off-road. Sebagai provinsi yang mengandalkan pariwisata sebagai ujung tombak pendapatan, Bali memiliki banyak rental atau penyewaan ATV.
Di saat pandemi, apakah yang bisa dilakukan dengan ATV?
Dipetik dari SuaraBali.id, jaringan Suara.com, lahan parkir ATV bisa disulap menjadi lokasi peternakan, sementara kendaraannya sendiri dijual untuk modal membeli hewan ternak.
Inilah kisah I Made Raka, pemilik Raka Adventure di Banjar Silakarang, Desa Singapadu Kaler, Kecamatan Sukawati, Bali. Ia melakukan inovasi haluan usaha sejak pandemi Covid-19 melanda dunia pariwisata Bali.
Baca Juga: Deretan Momen Ganjar Pranowo Blusukan Gunakan Moge Kawasaki, Jiwa Muda Makin Membara
Alumni SMAN 1 Sukawati ini mencoba beternak kambing etawa, dengan memanfaatkan lahan parkir ATV dan menjadikan kendaraan yang biasa disewakan sebagai modal kapital.
Lelaki berusia 40 tahun ini sebelumnya sudah hidup nyaman menjalankan usaha wisata adventure ATV yang dibuka 2015. Jumlah wisatawan yang menikmati wahana ini berkisar 100-an orang per hari. Bayangkan saja bila harga sewa ditetapkan per jam, dengan durasi favorit penyewa rata-rata lebih dari satu jam per orang. Pundi-pundi rupiah pun cepat terisi.
Namun saat pandemi Covid-19, selama hampir setahun penyewaan ATV miliknya nihil kunjungan. Ia pun melakukan inovasi dengan modal dari Light Utility Vehicle itu, belajar langsung cara beternak kambing etawa ke Banyuwangi, Jawa Timur dan mulai beternak sejak Agustus 2020.
Menurutnya, susu kambing sangat diminati di musim pandemi untuk menjaga daya tahan tubuh. Di samping itu berkhasiat menyembuhkan beragam penyakit, seperti maag dan asam lambung, sampai terapi hamil bagi pasangan suami istri yang lama belum dikaruniai anak.
"Saat itu pariwisata tutup total, nol penghasilan," ujarnya.
Beternak kambing etawa ini disebutnya coba-coba. Namun karena nilai investasinya cukup besar, Made Raka serius menekuni peternakannya. Tiga unit kendaraan rekreasi dijual untuk tambahan modal. Nilai investasinya mencapai Rp600 juta.
Baca Juga: Curhat David NAIF Saat Naik Motor, Sempat Disangka Begal hingga Tabrak Tukang Parkir
Awalnya, I Made Raka memelihara 20 ekor kambing etawa betina. Susu seekor kambing diperah dua kali dalam sehari. Susu murni yang didapat sekitar 800 ml sampai 1L per ekor.
Tahap berikutnya, ia menambah peliharaan hingga mencapai 50 ekor kambing betina dan satu ekor pejantan. Dan selain diambil susunya untuk dipasarkan langsung, ia juga mengolah susu kambing menjadi keju, sabun dan susu bubuk. Sementara kotoran kambing diolah menjadi pupuk.
Tantangan paling seru yang ia peroleh adalah dari biasa kerja bersih menghitung penghasilan dari penyewaan ATV kini ia dibantu lima karyawan mengurusi kambing secara langsung.
"Untuk produk berkualitas dan kambing yang sehat, pemerahan hanya dilakukan sekali sehari di pagi hari. Agar kambing tidak stress," jelas I Made Raka yang kini memiliki sekitar 150 ekor kambing etawa.
Begitulah kisah serunya, dari ATV menjadi kambing etawa adalah salah satu bukti survival di masa pandemi Covid-19 yang terjadi di Pulau Dewata.