Kuala Lumpur Total Lockdown: Blokade Jalan Raya, Pabrik Kendaraan Tutup Sementara

Rabu, 02 Juni 2021 | 08:37 WIB
Kuala Lumpur Total Lockdown: Blokade Jalan Raya, Pabrik Kendaraan Tutup Sementara
Blokade jalan oleh PDRM di Jalan Sultan Azlan Shah Kuala Lumpur [ANTARA Foto/Agus Setiawan].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lockdown atau penguncian wilayah di masa pandemi Covid-19 bertujuan memperlambat laju eksponensial penularan virus Corona. Tujuan akhirnya, dengan mencegah anggota masyarakat jatuh sakit di saat bersamaan, maka tenaga kesehatan atau nakes memiliki cukup waktu untuk merawat sehingga angka kesembuhan menjadi lebih tinggi karena ketersediaan fasilitas rumah sakit memadai. Untuk mencapai kondisi ideal ini, berbagai unsur perlu dipenuhi. Di sektor transportasi darat, termasuk dalam pembatasan adalah  penyekatan jalan raya.  Lantas di bidang industri, termasuk sektor otomotif, diterapkan jumlah minimal pekerja sampai penghentian produksi sementara.

Dikutip dari kantor berita Antara, salah satu tetangga Indonesia di kawasan Asia Tenggara dan sesama anggota ASEAN, Malaysia, saat ini tengah melakukan lockdown selama dua minggu. Kuala Lumpur, ibu kota negeri itu menerapkan sistem total lockdown atau pembatasan pergerakan penuh.

Polisi Diraja Malaysia (PDRM) melakukan blokade jalan raya alias road block di kawasan Dang Wangi, Jalan Tun Azlan Shah atau dari arah Kepong ke Kuala Lumpur.

Belasan polisi menghentikan semua kendaraan. Mulai bus, taksi, mobil pribadi, hingga sepeda motor layanan e-hailing yang melayani pemesanan hidangan secara online atau daring.

Baca Juga: Sompo Insurance: Relaksasi Pajak Mobil Baru Perbaiki Industri Otomotif

Suasana di Jalan Raya Layang Ampang-Kuala Lumpur yang hampir sepi pada 13 Januari 2021, sehari setelah otoritas Malaysia memberlakukan pembatasan yang lebih ketat pada pergerakan untuk mencoba menghentikan penyebaran virus corona Covid-19. [Mohd RASFAN / AFP]
Suasana di Jalan Raya Layang Ampang-Kuala Lumpur yang hampir sepi pada 13 Januari 2021, sehari setelah otoritas Malaysia memberlakukan pembatasan yang lebih ketat pada pergerakan untuk mencoba menghentikan penyebaran virus corona Covid-19. [AFP/Mohd RASFAN]

Polisi terlihat juga masuk ke dalam bus seperti bus gratis Go KL dan bus berbayar untuk memeriksa para penumpang.

"Road block mulai dilakukan jam 08.00 pagi. Pada hari pertama ini dilakukan sekeliling kawasan, tidak hanya di tempat ini saja," jelas salah seorang petugas, Zainal, pada Selasa (1/6/2021).

Ia menjelaskan peraturan total lockdown untuk pengguna jalan raya. Yaitu, kendaraan pribadi hanya diperkenankan dinaiki dua orang, taksi hanya bisa mengangkut dua orang sedangkan untuk tujuan pengobatan hanya diperbolehkan tiga orang termasuk pasien.

Suasana sejumlah jalan raya dan pusat aktivitas perdagangan di ibu kota Malaysia pun tampak sepi di hari pertama pembatasan pergerakan penuh.

Lalu-lalang lalu lintas kendaraan di Jalan Tun Abdul Razak yang dipantau dari jembatan penyeberangan di depan Institut Jantung Negara (IJN) dan Perpustakaan Negara terlihat berkurang kepadatannya dibandingkan hari normal.

Baca Juga: Rolls-Royce Motor Cars Perkenalkan Anders Warming, Direktur Desain yang Baru

Demikian pula keadaan jalan tol Duta Ulu-Kelang (DUKE) menuju tol Jalan Duta, serta tol Lembah Klang Baru (NKVE) menuju ke Shah Alam dilaporkan lengang pada hari pertama pelaksanaan total lockdown.

Sejumlah toko perhiasan, toko busana, toko buku dan kedai furniture di Jalan Tuanku Abdul Rahman - Chow Kit terlihat tutup sedangkan toko kebutuhan sehari-hari seperti AJ Best masih buka.

Kondisi mall seperti Sunway Putra Mall (SPM) di Jalan Putra terlihat gerai busana tutup, namun outlet farmasi atau obat-obatan buka. Outlet hidangan juga buka namun pembeli hanya dibolehkan membeli untuk dibawa pulang.

Lantas fasilitas kesehatan seperti Klinik Kuala Lumpur di Jalan Titiwangsa juga masih buka melayani anggota masyarakat.

Sedangkan bidang industri otomotif, Toyota Motor Corporation dan Honda Motor Corporation menghentikan produksi kendaraan di pabrik mereka di Malaysia. Kondisi ini menyusul pembatasan tenaga kerja hanya dibolehkan 10 persen dari kapasitas total, sehingga dipandang lebih efisien untuk ditutup sementara waktu.

Di Negeri Jiran, Toyota memiliki dua pabrik di negara bagian Selangor, sedangkan Honda memiliki pabrik sepeda motor di negara bagian Penang dan sebuah pabrik mobil di negara bagian Malaka.

Ilustrasi pabrik mobil. [ANTARA FOTO/Zabur Karuru]
Ilustrasi pabrik mobil [ANTARA FOTO/Zabur Karuru]

Para pejabat mengatakan meski penjualan mobil baru ditangguhkan, layanan purna jual bagi pemilik mobil akan tetap berjalan.

Dikutip kantor berita Antara dari Kyodo, Toyota memproduksi sekitar 50.000 kendaraan penumpang dan komersial di Malaysia tahun lalu. Sementara Honda memiliki kapasitas untuk membuat 300.000 unit sepeda motor per tahun, sedangkan pabrik mobilnya mampu memproduksi 100.000 unit.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI