Suara.com - PT Astra International Tbk menilai pengembangan kendaraan listrik di Indonesia bukan hanya sekadar persoalan produksi, melainkan juga perlu diperhatikan kemampuan pasar menerima kendaraan baru tersebut.
"Ini bukan sekadar masalah memproduksi mobil listrik, tapi juga bagaimana kesiapan pasarnya dalam hal ini konsumen Indonesia. Pada akhirnya, nanti yang menentukan itu konsumen Indonesia juga, mereka mau atau tidak mobil listriknya," kata Head of Investor Relations Astra International Tira Ardianti saat diskusi virtual dengan awak media di Jakarta, Selasa (25/5/2021).
Ia mengatakan perseroan akan terus mencermati perkembangan kendaraan listrik ke depan. Pada dasarnya, lanjutnya, Astra bersama mitranya mendukung upaya pemerintah untuk melakukan elektrifikasi kendaraan. Namun, kesiapan konsumen domestik juga perlu menjadi perhatian.
"Apakah bisa ada kendaraan listrik yang affordable yang mudah untuk dimiliki oleh sebagian besar masyarakat Indonesia? Rasanya, itu salah satu tantangan yang mesti dijawab bersama oleh seluruh industri," ujar Tira.
Baca Juga: Survei: Biaya Perawatan Mobil Listrik Lebih Mahal dari Konvensional
Menurut dia, keberhasilan mobil listrik di negara lain pun itu tidak terlepas dari dukungan pemerintahnya. Ia mencontohkan China yang berhasil menjual mobil listrik hingga dua juta unit karena mendapat dukungan dan insentif dari pemerintah setempat.
"Harus diakui teknologinya masih mahal, memproduksi baterai yang murah itu masih belum ketemu. Jadi, teknologinya masih mahal, ongkos produksinya masih mahal. Kemudian, kalaupun mau dijual untuk bisa sampai pada suatu harga yang ekonomis kan harus memenuhi skala volume tertentu. Jadi, kayak ayam and telur, untuk memenuhi suatu skala volume tertentu, affordability atau kemampuan daya beli masyarakatnya itu juga seperti apa," kata Tira.
Selain itu, lanjutnya, juga harus dipikirkan terkait infrastruktur yang mendukung penerapan kendaraan listrik di dalam negeri, seperti untuk stasiun pengisian mobil listrik.
"Mobil ada, tapi kalau untuk charging station-nya tidak tersedia, jadi susah juga. Jadi, ini tidak sekadar memproduksi, menjual mobil listrik, tapi harus berpikir secara holistik, secara menyeluruh ketersediaan infrastrukturnya seperti apa," ujarnya.
Tira menambahkan Astra sebenarnya saat ini sudah pada tahap memperkenalkan mobil-mobil atau kendaraan elektrifikasi. Ia menyebut Toyota yang sejak 2010 yang sudah memperkenalkan mobil listrik.
Baca Juga: Mobil Toyota Yaris Terbakar di Bogor, Ini Penyebabnya
"Kalau tidak salah ada sepuluh mungkin. Dan, untuk perkembangan ke depan, Astra mencoba untuk nanti kita akan mulai lokalisasi lah produk hybrid itu. Artinya, sudah tidak perlu lagi diimpor, kalau bisa kita sudah bisa mulai produksi di Indonesia," katanya.
Di pasar Indonesia saat ini Astra baru mulai memperkenalkan listrik murni lewat merek Lexus, yakni model Lexus UX 300e. Adapun Toyota dan Daihatsu masih bermain dengan mobil hibrida.
Merek yang benar-benar serius dengan mobil listrik di Indonesia saat ini adalah Hyundai asal Korea Selatan. Di Indonesia merek ini sudah meluncurkan Ioniq dan Kona yang bertenaga baterai.