Suara.com - Kepala Eksekutif perusahaan otomotif Daimler AG, Ola Kallenius mendorong Uni Eropa untuk lebih jujur dalam masa peralihan ke mobil listrik. Menurutnya saat ini perlu ada perdebatan terbuka tentang dampak elektrifikasi.
"Ini adalah ambisi yang kami katakan "ya". Tapi kita harus memiliki percakapan jujur tentang pengubahan atau transisi ini," kata Ola Kallenius, dikutip dari Investing.
Ia menambahkan, semua orang tahu, butuh lebih banyak jam kerja untuk merakit dan membangun powertrain berbasis pembakaran dibandingkan powertrain listrik.
Uni Eropa bulan lalu menaikkan targetnya untuk pengurangan emisi gas rumah menjadi 55 persen pada 2030. Kemungkinan besar, industri otomotif akan memangkas sejumlah pekerjaan yang terkait dengan elektrifikasi. Terutama pekerjaan di pabrik mesin pembakaran.
Baca Juga: Pelatih Manchester City Ungkap Alasan Lebih Memilih Gunakan Mobil Listrik
"Dampak pada pekerjaan perlu ditangani dengan cara yang bertanggung jawab secara sosial," sambung Ola Kallenius.
Sebelumnya sebuah survei dari Ifo Business Climate menunjukkan bahwa transisi ke kendaraan listrik dapat memangkas sekitar 100.000 pekerjaan di industri otomotif.
Pekerjaan ini menyangkut produksi mesin pembakaran pada 2025 jika perusahaan gagal melakukan upaya untuk meningkatkan pemasaran mobil listrik.