Suara.com - Kekinian, hampir setiap negara menyiapkan transisi untuk beralih ke mobil listrik sebagai kendaraan masa depan. Tak terkecuali salah satu negara negara penghasil minyak yang tergabung dalam OPEC (Organization Petroleum Exporter Countries), Arab Saudi.
Untuk melepas ketergantungan terhadap minyak bumi, kerajaan Arab Saudi rela menyewa jasa penasehat untuk dapat melakukan transisi dengan cepat.
Melansir Caracoops, kerajaan Arab Saudi memilih penasehat Boston Consulting Group untuk mengeksplorasi pilihan dalam membuat kendaraan listrik baru di negaranya.
Seorang juru bicara dari kerajaan telah mengonfirmasi Arab Saudi ingin menghapus ketergantungan negara pada minyak. Namun belum tersedia informasi detail tentang rincian rencana kendaraan listrik.
Baca Juga: Tinggalkan Kendaraan Konvensional, Honda Fokus Pada Sepeda Motor Listrik
Selain itu, Arab Saudi menginvestasikan 1 miliar dolar Amerika Serikat (AS) di Lucid Motors. Mereka bahkan telah melakukan pembicaraan dengan perusahaan itu untuk mendirikan pabrik di Kota Jeddah.
Jika langkah ini berhasil, maka akan menjadi langkah baru bagi Lucid Motors yang berbasis di California untuk mencoba peruntungannya di Timur Tengah. Di mana Arab Saudi terkenal sebagai negara penghasil minyak.
Public Investment Fund (PIF) Arab Saudi dikabarkan siap menggelontorkan dana 360 miliar dolar AS, kata sumber yang tak disebutkan namanya, kendati ia mengatakan bahwa rencana itu bisa saja berubah.
PIF dan Lucid Motors juga mempertimbangkan lokasi selain Jeddah, yakni Kota Neom di sebelah barat laut Arab Saudi.
Lucid Motors sendiri adalah startup atau perusahaan rintisan Amerika Serikat yang dipimpin Peter Rawlinson, mantan kepala teknis Tesla untuk produksi Tesla Model S.
Baca Juga: Program Mobil Listrik, Angkutan di Provinsi Bali Elektrifikasi Bertahap