Infografis
Suara.com - Warna selalu menjadi pilihan calon konsumen sebelum membeli mobil. Kendaraan dengan warna yang diminati seseorang tidak menjadi indikasi harga jual kembalinya bakal selalu bagus.
Dalam sebuah survei terhadap lebih dari enam juta mobil baru dan bekas yang terjual antara 2017 dan 2020, iSeeCars menemukan bila mobil dengan warna kuning ternyata hanya terdepresiasi 20,4 persen selama tiga tahun.
Sementara warna kusam seperti silver mengalami penurunan harga yang cukup jauh.
"Ada sedikit prediksi yang terwujud di sini, dengan banyak konsumen memilih warna-warna utama ini bukan karena mereka menggemari, tetapi karena mereka menganggap semua orang menyukainya," kata Karl Brauer, analis eksekutif iSeeCars, dikutip dari Carscoops.
Baca Juga: Jenderal Andika Beri Kejutan, Semua Anggotanya Dapat Kendaraan Dinas Baru!
![Penampilan sebuah Rolls-Royce Phantom sepuh emas [Twitter: @Silver_Watchdog].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/03/11/16781-rolls-royce-phantom-emas-1.jpg)
Dengan demikian, sambung Karl Brauer, mobil dengan warna putih, hitam, dan perak tampak diminati, namun survei membuktikan bahwa warna yang kurang populer cenderung memiliki harga yang bertahan daripada warna umum dan populer. Sedangkan warna menarik lainnya adalah oranye.
"Seperti kuning, oranye paling sering ditemukan pada mobil sport dan menjadi daya tarik," kata Karl Brauer.
Ia pun menjelaskan bila oranye adalah warna baru sehingga sering menjadi pilihan untuk kendaraan edisi khusus yang populer, seperti Mazda MX-5 Miata edisi ke-30. Biasanya merupakan kendaraan produksi dalam jumlah terbatas.
"Tidak semua warna yang tidak biasa itu populer. Mobil ungu terdepresiasi rata-rata 41,2 persen selama tiga tahun, 1,1 kali, lebih tinggi dari rata-rata industri," tegas Karl Brauer.
Sedangkan warna yang mengalami depresiasi paling dalam adalah emas. Warna-warna berkinerja buruk lainnya adalah putih, hitam dan coklat.
Baca Juga: Elon Musk Pernah Beli Mobil Selam Legendaris James Bond, Harganya Selangit!
