Suara.com - Penerapan standar emisi Euro 4 pada kendaraan mesin diesel masih terus digodok oleh pemerintah pusat. Peraturan yang harusnya ditetapkan April 2021, mundur menjadi 2022.
Hal itu tertuang di dalam surat yang diterbitkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan No S 786/MENLHK-PPKL/SET/PKL.3/5/2020 tertanggal 20 Mei 2020.
Anjuran untuk beralih ke Euro 4 itu sendiri sudah tertuang di dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2017. Terlepas dari dinamika penerapan Euro 4 oleh Pemerintah, tentunya inovasi dan standarisasi Euro 4 akan baik sekali di terapkan di Indonesia.
Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian, Sony Sulaksono menjelaskan bahwa ada empat faktor yang mempengaruhi penundaan standar emisi Euro 4 untuk kendaraan diesel:
Baca Juga: Siap Bersinergi, Isuzu Indonesia Tunggu Proses Akuisisi UD Trucks Rampung
Faktor pertama adalah impor komponen dan suku cadang kendaraan Euro 4 dari negara-negara calon pemasok yang saat ini belum pulih dari dampak pandemi Covid-19.
Kedua antre pengujian emisi Euro 4 karena fasilitas pengujian yang terbatas untuk pengujian kendaraan diesel lebih kurang 3,5 ton.
"Sementara itu, pengujian kendaraan diesel di atas 3,5 ton dilakukan di luar negeri, seperti di Jepang dan Jerman," ungkap Sony Sulaksono, dalam acara Isuzu Media Gathering yang digelar secara virtual, Rabu (28/4/2021).
Faktor ketiga adalah pemenuhan kebutuhan tenaga ahli untuk pengembangan teknologi Euro 4 baik dari sisi produksi maupun uji coba mengalami kendala karena pandemi Covid-19.
Keempat, tambahan teknologi standar baku mutu emisi Euro 4 berdampak terhadap harga kendaraan sehingga dikhawatirkan tidak terserap oleh pasar yang daya belinya sedang menurun.
Baca Juga: Fokus di Segmen Komersial, Isuzu Belum Berniat Tandingi Suzuki Carry
Menanggapi kebijakan itu, Tonton Eko, General Manager Product Development PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) menjelaskan, bahwa, bicara kesiapan pelaku industri, tentunya PT Isuzu Astra Motor Indonesia menyatakan siap.
"Kesiapan ini kami breakdown dalam 3 kategori, yaitu produk, layanan aftersales yaitu service dan spareparts, dan fasilitas pendukung seperti karoseri dan leasing partner. Perubahan landscape bisnis dengan penerapan EURO4 akan berpengaruh besar pada industry secara keseluruhan," ungkap Tonton Eko.
Dari sisi produk, Isuzu telah lebih dulu membawa teknologi commonrail di Indonesia sejak tahun 2011 pada truk Isuzu Giga, dan pada tahun 2018 pada truk Isuzu Elf NMR81. Teknologi Commonrail adalah teknologi yang nantinya akan digunakan pada saat implemantasi kebijakan EURO4 pada April 2022.