Chip Semikonduktor Langka, Daihatsu Sebut Aktivitas Produksi Masih Aman

Senin, 19 April 2021 | 22:00 WIB
Chip Semikonduktor Langka, Daihatsu Sebut Aktivitas Produksi Masih Aman
Foto udara pabrik Daihatsu Astra Motor yang berlokasi di Sunter, Jakarta Utara. Sebagai ilustrasi lokasi pembuatan produk Daihatsu [Dok PT Astra Daihatsu Motor].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Departemen Planning and Control PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Stefanus Surya mengatakan bahwa krisis pasokan chip semikonduktor yang melanda pabrikan mobil global sejauh ini tak mengganggu proses produksi pabrik Daihatsu.

"Kebetulan untuk Daihatsu Alhamdulillah, kami tidak banyak dampaknya, masih ada satu model yang terus kami pelajari supaya problem semi konduktor tidak menghambat supply kami," ujar Stefanus Surya kepada awak media, dalam sesi virtual conference.

Ia menambahkan, chip semikonduktor sebagai kebutuhan teknologi digital sangatlah berkembang. Semua serba online kemudian butuh teknologi sangat tinggi, sehingga ada shifting kebutuhan semikonduktor untuk menunjang kebutuhan produksi.

"Tapi kami dari Toyota Grup terus pantau impact produksi," ungkap Stefanus Surya.

Baca Juga: Kereta Merta Pangeran Philip Memetik Ide dari Canda Bersama Sri Ratu

Ilustrasi chip mikro. [Shutterstock]
Ilustrasi chip semikonduktor [Shutterstock]

Meski berdimensi kecil, kelangkaan chip semikonduktor berhasil merepotkan para produsen mobil secara global. Kekurangan terjadi, karena di saat bersamaan, komponen ini dibutuhkan perusahaan otomotif sampai gadget.

Pasalnya lockdown masa pandemi membuat banyak hal mesti dilakukan di rumah, termasuk tambahan kebutuhan laptop hingga game.

Di sisi lain, daya beli atas mobil juga tinggi, sehingga kebutuhan pasokan benda ini semakin besar. Jadi tak heran bila raksasa Amerika Serikat seperti Ford Motor Company dan General Motors menangguhkan produksinya.

General Motors, sebagai salah satu dari carmaker terkemuka Negeri Paman Sam memperpanjang waktu pengurangan produksi di tiga pabrik yang berlokasi di Amerika Utara, setidaknya sampai paruh Maret karena kekurangan chip semikonduktor.

Lantas untuk menjaga produksi tetap berjalan, General Motors memilih membuat kendaraan yang memiliki laba tertinggi, yaitu pickup yang menjadi favorit konsumen Amerika Serikat, serta jenis-jenis Sport Utility Vehicle atau SUV.

Baca Juga: Positif Covid-19, Atalia Praratya Ridwan Kamil Punya Vlog Motoculinary

Selain Ford dan General Motors, kekurangan chip telah mempengaruhi banyak produsen mobil, termasuk Toyota, Volkswagen, Stellantis, Renault, Subaru, Nissan, Honda, serta Mazda.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI