Suara.com - Sebagian besar pengemudi pernah merasakan atau mengalami ban kempis atau tekanan yang minim ketika sedang melaju di jalan. Dalam kondisi demikian, tentu risiko kecelakaan yang ditimbulkan pun meningkat drastis.
Hal ini dikarenakan beberapa fungsi ban, seperti penopang bobot kendaraan, peredam guncangan maupun pengendalian, sudah tidak ada lagi. Jelas, pengemudi harus segera menambah tekanan ban atau menggantinya dengan ban cadangan.
Lalu bagaimana jika pengendara memaksakan untuk mobil tetap melaju dalam kondisi ban kempis?
Mengutip laman Deltalube, ada beberapa dampak yang potensial terjadi jika mobil tetap dijalankan dalam kondisi ban kempis. Yaitu:
Baca Juga: Potret Kece Aura Kasih Saat ke Bengkel Mobil, Beri Kode untuk Para Jomblo
Rawan kecelakaan
- Ban dengan kondisi yang kempis berpotensi menyebabkan terjadinya kecelakaan, terlebih saat mobil dikendarai dalam kecepatan tinggi.
- Hal ini disebabkan karena dalam kondisi kempis, bentuk bisa berubah pada setiap putaran ban atau karena adanya kemudi dari setir. Sehingga ban yang kempis membuat mobil menjadi sulit dikendalikan.
Berpotensi merusak ban dan velg
- Dalam kondisi ban kempis atau kurang tekanan, ban lebih banyak menerima beban bobot dari kendaraan sehingga dapat mengubah bentuk kontur dari ban. Termasuk saat bergesekan dengan jalan dan ditekan oleh bibir velg.
- Dalam kondisi ini, sangat berpotensi merusak lapisan-lapisan ban. Salah satu yang sering terjadi putusnya benang di dalam ban dan membuat permukaannya menjadi pecah atau robek.
- Begitu juga dengan velg yang berpotensi rusak karena velg mendapatkan entakan langsung ke jalan. Terutama saat melewati jalan yang rusak. Kerusakan terparahnya, dapat membuat velg pecah.
Boros bahan bakar
- Efek dari tekanan ban yang berkurang, tentu juga berdampak pada kinerja mesin yang menjadi lebih berat untuk menggerakkan roda karena lebih berat.
- Dalam kondisi ini tentu mesin mobil menjadi lebih banyak membakar bahan bakar untuk bisa berjalan dibandingkan dengan ban dalam kondisi tekanan normal.