Suara.com - Wakil Menteri I BUMN Pahala Mansury berharap total kapasitas baterai yang dihasilkan mencapai 140 GwH dari Indonesia Battery Corporation (IBC) pada tahun 2030.
"Bagaimana total kapasitasnya? Indonesia ingin memiliki suatu hari nanti total kapasitas baterai yang dihasilkan sekitar 140 GWh pada tahun 2030. Sekitar 50 GWh dari produksi battery cell ini mungkin nanti akan diekspor sedangkan sisanya diharapkan bisa digunakan di industri baterai yang nanti akan digunakan memproduksi kendaraan listrik yang ada di Indonesia," ujar Pahala dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (26/3/2021).
Menurut Pahala, pada tahap pertama diharapkan IBC akan memproduksi baterai dengan kapasitas antara 10 sampai dengan 30 GWh. Seiring perkembangan, dengan jumlah mitra yang dimiliki, diharapkan total kapasitas baterai yang diproduksi oleh IBC bisa terus ditingkatkan.
Wamen BUMN itu mengungkapkan hal yang ingin dilakukan melalui pembentukan IBC ini adalah Indonesia bisa memiliki sebuah industri baterai yang terintegrasi.
Baca Juga: Resmikan IBC, Erick dan Luhut Akan ke AS dan Jepang untuk Cari Mitra
Indonesia tidak membangun satu pabrik saja, tetapi terlibat dalam penambangan material, smelter nikel, memproduksi precursor-nya hingga battery cell. Bahkan Indonesia juga akan memiliki juga energy storage, stabiliser, dan industri daur ulang baterai.
Karenanya IBC sebagai sebuah konsorsium melibatkan beberapa BUMN utama seperti Antam, MIND ID, Pertamina, dan PLN.
Seperti diwartakan sebelumnya, Menteri BUMN pada Jumat meresmikan IBC atau Indonesia Battery Corporation di Jakarta. Konsorsium ini akan bertugas mengembangkan industri baterai kendaraan listrik di Tanah Air dengan melibatkan beberapa mitra dari luar negeri.