Elon Musk Siap Menutup Pabrik di Shanghai, Jika ...

Senin, 22 Maret 2021 | 21:50 WIB
Elon Musk Siap Menutup Pabrik di Shanghai, Jika ...
CEO Tesla Elon Musk (tengah) dalam satu acara peletakan batu pertama pabrik mobil listrik barunya di Shanghai, China, pada 2019. [Xinhua/mii via ANTARA].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Akhir pekan kemarin, pihak militer China telah melarang mobil produksi Tesla Incorporation memasuki kompleksnya. Alasannya demi keamanan, pasalnya mobil listrik dari perusahaan Elon Musk itu memiliki mounted camera.

"Jika Tesla menggunakan mobil untuk memata-matai China atau di negara mana pun, kami siap ditutup," jelas CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, seperti dikutip dari NDTV.

Ia memberikan penegasan ini, dalam sebuah forum diskusi virtual. Ayah lima anak itu mengatakan ada dorongan yang sangat kuat bagi perusahaan untuk merahasiakan segala informasi apa pun yang terekam pada kamera mobil.

Sebuah mobil produksi Geely Automobiles bertenaga listrik yang dipamerkan dalam Shanghai Motor Show 2019 [Shutterstock].
Sebuah mobil produksi Geely Automobiles bertenaga listrik yang dipamerkan dalam Shanghai Motor Show 2019. Sebagai ilustrasi kompetitor Tesla asal dalam negeri China [Shutterstock].

Soal penyadapan data, antara China dan Amerika Serikat mengalami perang dagang sebelum pandemi Covid-19 pecah. "Warisan" dari Donald Trump itu mulai direduksi, ketika para diplomat China dan Amerika Serikat mengadakan pertemuan di Alaska, sebagai interaksi tatap muka pertama sejak Presiden Joe Biden menjabat pada Januari 2021.

Baca Juga: Volkswagen Pasang Target Kuasai 70 Persen Pasar Mobil Listrik Eropa

Dalam kesempatan forum diskusi virtual yang mengungkapkan seputar pengumpulan data dari mobil Tesla untuk kegiatan memata-matai, Elon Musk menyatakan mestinya kedua negara memiliki rasa saling percaya. Apalagi kedunya memiliki relasi ekonomi terbesar di dunia.

Sementara dipandang dari sisi Tesla sendiri sebagai carmaker, China adalah pasar mobil terbesar di dunia dan medan pertempuran untuk penjualan mobil listrik (EV).

Dengan seru, Tesla yang murni hanya memproduksi kendaraan terelektrifikasi--bukan carmaker umum dengan sejarah memproduksi mobil dengan combustion engine baru kemudian beralih ke produk listrik--bersaing dengan pabrikan tuan rumah maupun produsen berbagai negara.

Hasil yang diperoleh, tahun lalu Tesla berhasil menjual 147.445 unit kendaraan di China, atau berkontribusi 30 persen dari total penjualan global mobil listrik.

Dan tahun ini, persaingan mobil listrik di Negeri Tirai Bambu akan semakin ketat. Tesla harus menghadapi tantangan dari pabrikan otomotif dalam negeri seperti Nio Incorporation hingga Geely.

Baca Juga: Susul Elon Musk, Huawei Siap Rilis Mobil Listrik di Akhir Tahun 2021 Ini

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI