Suara.com - Perlahan tapi pasti, kendaraan listrik di Indonesia mulai naik daun pada tahun ini.
Produsen ban asal Korea, Hankook memperkirakan bahwa jumlahnya bakal mencapai 125.000 unit di masyarakat.
Melalui pernyataan tertulis, President Director PT Hankook Tire Sales Indonesia Yoonsoo Shin menyatakan bahwa terkait hal ini, perusahaannya sudah menyiapkan produk khusus.
“Ban mobil listrik harus mampu mempertahankan esensi performa beremisi rendah tanpa membatasi fleksibilitas berkendara. Contoh, ban untuk mobil listrik harus punya hambatan gulir (rolling resistance) yang rendah sehingga melaju lebih halus, namun di saat yang sama harus tetap punya daya cengkram yang optimal. Ini dua hal yang berlawanan, namun harus dicari titik tengahnya. Perpaduan material dan desain ban yang tepat akan sangat berpengaruh dalam mengakomodir objektif tersebut.” ujar Shin.
Baca Juga: Toyota Sebut Penghapusan Mobil Bensin Akan Mengalami Banyak Kendala
Lebih lanjut, Yoonsoo Shin menjelaskan bahwa mobil listrik umumnya lebih berat 10-20% dibandingkan mobil biasa karena menyimpan mesin berbasis baterai.
Ini membuat mobil listrik menghasilkan torsi yang lebih boros terlebih saat mobil baru dinyalakan.
Terkait hal ini, diperlukan ban dengan akselerasi yang lebih sporty, serta pegangan tapak (tread grip) yang tinggi agar tahan dari potensi abrasi yang intens.
Penting juga memiliki ketahanan panas yang baik agar dapat bertahan dalam berbagai kondisi.
Selain hal itu, mobil listrik yang umumnya memiliki kebisingan rendah bahkan hampir senyap tentu juga butuh ban yang lebih minim bunyi
Baca Juga: Ditinggal 4 Jam di Dalam Mobil, Bocah 5 Tahun Meregang Nyawa
Ban dengan pola alur lateral (lateral groove) dinilai mampu mengurangi kebisingan secara signifikan.
Hankook Tire telah merancang inovasi ban untuk mobil listrik lewat riset dan pengembangan produk yang intensif di pusat R&D Hankook Technodome, Korea Selatan.
Inovasi tersebut melahirkan ban mobil listrik perdana, Kinergy AS EV, generasi pertama dan generasi kedua pada tahun 2018 lalu.
Ban ini mengusung teknologi sound absorber yang mampu mengurangi kebisingan (resonansi) maksimal hingga 9.2db, dan menggunakan kompon Aqua Pine yang terbuat dari ekstrak tumbuhan runjung.
Selain tipe Kinergy AS EV, Hankook Tire juga merilis Ventus S1 Evo 3 EV untuk versi all-electric vehicles, yang diadopsi dari tipe sport.
Ban ini mengusung teknologi bead-packing dan kekakuan lateral agar gerakan ban tetap terkendali meski dalam kecepatan tinggi.
Inovasi inipun mengantarkan Hankook pada kemitraan OE (original equipment) dengan merk mobil listrik sport asal Eropa, Porsche Taycan sejak tahun 2020 lalu.
Kini, Hankook Tire secara bertahap sedang mengembangkan ban eco-friendly yang mengurangi penggunaan bahan bakar dengan membatasi resistensi rotasi dan menggunakan produk sampingan minyak, seperti karet sintesis, karbon hitam, dan minyak sintetis yang lebih ramah lingkungan.
Hankook Kinergy Eco2 misalnya yang sesuai untuk pengguna mobil MPV, LCGC, hingga SUV dengan menawarkan kenyamanan berkendara dan keiritan bahan bakar.
Hankook Tire berharap regulasi mobil listrik di Indonesia bisa segera berlaku dan ekosistem mobil listrik dalam negeri semakin terbentuk.
Saat ini, Hankook Tire terus berinovasi menciptakan ban yang memiliki kinerja maksimal dalam setiap kondisi dan sesuai dengan pasar di Indonesia.
“Yang tidak kalah penting adalah ketersediaan komponen penunjang mobil listrik yang memiliki nilai ekonomis, bukan hanya dari segi harga saja, tetapi juga usia pakai, semakin awet ban maka akan mengurangi biaya pengelolaan mobil listrik yang selama ini dianggap mahal,” tutup Yoonsoo Shin.