Dalam mengeksekusi program elektrifikasi ini, TransJakarta juga harus mendapat dukungan pihak operator yang andal sebagai penyedia jasa angkutan listrik bagi TransJakarta yang menargetkan pada 2030 mendatang seluruh armadanya sudah beralih menggunakan listrik.
"Ini yang kami promosikan terus-menerus, nanti operator yang bekerja sama dengan kami untuk melayani masyarakat akan memiliki bus listrik yang mereknya, kualitasnya dan spesifikasinya sudah kami uji. Tujuannya jelas menurunkan emisi Jakarta seminimal mungkin," tandasnya.
Dalam menciptakan langit biru di Jakarta, Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) menilai terdapat dukungan luar biasa masyarakat atas peralihan energi dari fosil ke listrik bagi transportasi umum dan kendaraan pribadi. Namun masih ada pandangan skeptis terkait ketersediaan infrastruktur, suku cadang hingga harga jual.
Ada empat usaha dibutuhkan untuk percepatan:
Baca Juga: Ingat! Kendaraan Umur 3 Tahun Tak Uji Emisi Bakal Kena Tilang
- Mulai dari disegerakannya sistem jalan berbayar (Electronic Road Pricing/ERP) untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi hingga jaminan ketersediaan infrastruktur untuk mendorong keberlangsungan keberadaan kendaraan listrik.
- Percepatan regulasi yang mengatur subsidi dan insentif, yang akan merangsang masyarakat untuk memiliki kendaraan listrik dan meninggalkan kendaraan BBM.
- Selanjutnya dorongan untuk memberlakukan batasan umur kendaraan BBM yang akan menjamin kontrol emisi.
- Sektor transportasi dan kendaraan pribadi terutama yang berbahan bakar fosil, menjadi penyumbang polusi di Jakarta sehingga sejumlah kota di dunia mendorong penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai (KLBB), termasuk Jakarta. Langkah awal penggunaan KLBB diprioritaskan untuk sektor transportasi publik dengan rencana terdekat adalah 100 armada bus listrik akan mengaspal di jalur TransJakarta, mendukung transportasi berbasis listrik lainnya di ibu kota, yakni MRT, LRT dan KRL.