Suara.com - Hyundai Motor Company akan mengganti sistem baterai pada sekitar 82.000 unit kendaraan listrik produksinya. Berlaku global, keputusan hadir setelah mempertimbangkan adanya risiko kebakaran.
Penarikan kembali ini adalah bagian dari penarikan terdahulu, dan kemungkinan akan menelan biaya sekitar 900 juta dolar Amerika Serikat (AS).
Sebagian besar penarikan terbaru berlaku untuk mobil listrik terlarisnya, yakni Hyundai Kona Electric atau Hyundai Kona EV yang ditarik pertama kali pada Oktober tahun lalu untuk pembaruan perangkat lunak setelah serangkaian kasus kebakaran.
Namun demikian pada Januari tahun ini, salah satu kendaraan yang telah diperbaiki kembali mengalami kasus kebakaran. Alhasil pihak berwenang Korea Selatan kembali melakukan penyelidikan apakah penarikan pertama sudah dilakukan dengan prosedur yang tepat.
Baca Juga: Jelang Peluncuran, Hyundai Rilis Foto Interior IONIQ 5
Sebelumnya, seperti dilansir dari Financial Post, LG Energy Solution, sebuah divisi dari LG Chem Ltd yang memproduksi baterai untuk Hyundai, menyatakan bahwa Hyundai Motor telah salah menerapkan saran dari LG. Yaitu soal logika pengisian cepat dalam sistem manajemen baterai Hyundai.
"Sel baterai tidak boleh dilihat sebagai satu-satunya penyebab langsung dari risiko kebakaran pada mobil," tulis pernyataan LG.
Penarikan baru berlaku untuk sekitar 76.000 Hyundai Kona Electric serta beberapa model Hyundai Ioniq EV dan Hyundai Elec City.
Menurut Kementerian Transportasi Korea Selatan, setidaknya ada sekitar 15 kasus kebakaran yang melibatkan 11 Hyundai Kona Electric di Korea Selatan, dua di Kanada dan masing-masing satu di Finlandia dan Austria.
Hyundai mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dari total 1 triliun won perkiraan biaya penarikan, sekitar 38.9 miliar won datang dari karena penarikan pertama.
Baca Juga: Berpotensi Terbakar, Hyundai Tucson Bakal Mendapatkan Recall
Akibat kasus ini saham Hyundai Motor dan LG Chem masing-masing turun 3,7 persen dan 1,9 persen pada bursa saham.