Jika Mobil PHEV Lama Tidak Dipakai, Begini Cara Merawatnya

Selasa, 09 Februari 2021 | 22:53 WIB
Jika Mobil PHEV Lama Tidak Dipakai, Begini Cara Merawatnya
Recharging station Mitsubishi dan Nissan di Plaza Senayan, Jakarta, Sebagai ilustrasi baterai mobil hybrid tidak boleh disimpan dalam kondisi baterai terlalu kosong pun terlalu penuh [Suara.com/Manuel Jeghesta Nainggolan].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mobil kategori Plug-in Hybrid Electric Vehicle atau PHEV adalah kendaraan yang menggunakan kombinasi mesin bensin dan baterai seperti mobil listrik. Itu sebabnya dinamakan "hybrid" dengan dua sistem pasokan tenaga sebagai sumber energi gerak. Cara perawatannya berbeda dibandingkan mobil konvensional.

Boediarto, Head of After Sales & CS Operation Group PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) membagikan tips mengenai cara perawatan mobil hybrid jika lama tidak digunakan. Contohnya Mitsubishi Outlander PHEV.

Untuk perawatan baterai Mitsubishi Outlander PHEV atau mobil hybrid lainnya harus dihindari menyimpan kendaraan dengan baterai dalam kondisi nyaris kosong. Sebaliknya, juga tidak direkomendasikan baterai dalam kondisi penuh saattidak digunakan dalam waktu lama.

"Sebaiknya dijaga agar persentase baterai di kondisi 40 persen sampai 60 persen, apalagi ketika mobil tidak digunakan dalam waktu lama," ujar Boediarto.

Baca Juga: Update IIMS Hybrid 2021: Bergeser ke April

Mitsubishi Outlander PHEV memiliki dapur pacu berupa: mesin listrik berdaya maksimal 70 kW (94 daya kuda) di bagian belakang dan 60 kW (80,5 daya kuda) di depan, serta satu buah mesin bensin berkapasitas 2.4L DOHC MIVEC [Suara.com/Manuel Jeghesta Nainggolan].
Mitsubishi Outlander PHEV memiliki dapur pacu berupa: mesin listrik berdaya maksimal 70 kW (94 daya kuda) di bagian belakang dan 60 kW (80,5 daya kuda) di depan, serta satu buah mesin bensin berkapasitas 2.4L DOHC MIVEC. Sebagai ilustrasi [Suara.com/Manuel Jeghesta Nainggolan].

Pada kendaraan hybrid khususnya Mitsubishi Outlander PHEV sendiri memiliki fitur yang bisa menurunkan level baterai secara bertahap. Fitur ini berfungsi untuk mencegah kerusakan baterai. Untuk itu pemilik diharapkan memeriksa pengukur tingkat energi setiap tiga bulan.

Pemilik mobil pun harus tetap mengisi daya baterai atau bisa mengatur mode power supply. Untuk pengisian baterai, sebaiknya juga menggunakan arus rendah (home charging) saat mobil hanya parkir lama.

Sementara penggunaan quick charging atau arus tinggi bisa diminimalisir. Apabila hanya bisa menggunakan quick charging, disarankan untuk menggunakan normal-charge setidaknya dua minggu sekali.

"Jika kondisi baterai menunjukkan baterai kosong, harus diisi dayanya sampai naik. Atau, mengisi daya dari tenaga mesin dengan mengatur mode power supply ke status Ready kemudian tunggu hingga mesin berhenti secara otomatis, selanjutnya matikan mode power supply dari sakelar motor listrik," jelas Boediarto.

Keuntungan lain dari mobil PHEV ini adalah ketika posisi baterai kosong, maka secara otomatis sistem manajemen baterai akan menyalakan mesin yang bekerja untuk mengisi baterai. Dengan begitu dapat mencegah kerusakan penyimpan daya ini. Pengaktifan mesin sebelum baterai kosong ini hanya bisa dilakukan selama kendaraan dalam kondisi hidup dan masih menyimpan bahan bakar di dalam tangki.

Baca Juga: All New Honda PCX 160 Resmi Dipasarkan di Indonesia, Ada Versi Hybrid

Boediarto juga menyarankan untuk memperhatikan lokasi parkir terutama saat akan didiamkan dalam jangka waktu lama. Sebaiknya hindari parkir kendaraan PHEV di lokasi bertemperatur tinggi dan terkena sinar matahari langsung. Pasalnya, lokasi yang panas akan mempengaruhi kapasitas baterai serta masa pakainya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI