Suara.com - Nissan dikahwatirkan mesti memangkas sekitar 160 pekerja dari pabriknya yang terbesar di Eropa. Yaitu berlokasi di Sunderland, tidak jauh dari Newcastle-upon-Tyne, Inggris bagian utara, Britania Raya. Pasalnya, penjualan terus mengalami penurunan penjualan, padahal perusahaan tengah memperbaiki situasi dari keterpurukan.
"Kami terus menyesuaikan bisnis kami untuk memaksimalkan efisiensi sesuai kondisi pasar dan kami saat ini sedang berkonsultasi dengan beberapa staf kantor," papar Ashwani Gupta, Chief Operating Officer (COO) Nissan dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Autonews.
Nissan sendiri membuka pabrik mobilnya yang terbesar di seantero Britania Raya itu pada 1986. Pabrikan asal Jepang ini membuat hampir 350.000 kendaraan pada 2019.
Sebagai catatan, secara global Nissan memang tengah menghadapi masa sulit beberapa tahun terakhir. Perusahaan bahkan mengurangi kapasitas produksi, jumlah model dan kapasitas produksi, sampai biaya operasional.
Baca Juga: Berhati Mulia, Pemilik Ubah Dealer Honda Jadi Tempat Vaksinasi Covid-19
Dua pabriknya yang telah tutup di kawasan Asia Tenggara adalah Indonesia dan Filipina.
Sebelumnya, disebutkan Nissan sempat salah strategi saat berada di bawah kepemimpinan Carlos Ghosn. Seorang mantan pembesarnya yang menuai kontroversi karena melarikan diri saat menjalani proses peradilan di Jepang untuk masalah finansial pribadi dan perusahaan.
Namun di balik itu, Carlos Ghosn adalah seseorang yang dahulu mampu menyelamatkan Nissan dari kebangkrutan, bahkan membuat penyatuan tiga perusahaan di bawah bendera Renault-Nissan-Mitsubishi Alliance, atau Aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi.