Bukan Asap Truk dan Motor, Riset PBB Ungkap Biang Keladi Utama Polusi Udara

Minggu, 17 Januari 2021 | 19:11 WIB
Bukan Asap Truk dan Motor, Riset PBB Ungkap Biang Keladi Utama Polusi Udara
Ilustrasi knalpot sepeda motor. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selama ini, alat transportasi baik mobil, truk maupun motor dituding menjadi biang keladi utama penyebab pencemaran udara. Namun, hal tersebut dibantah oleh riset yang dilaksanakan oleh PBB.

Dilansir dari Autoevolution, Minggu (17/1/2021), Laporan Kesenjangan Emisi 2020 (Emission Gap Report 2020) menyebutkan bahwa sumber utama polusi adalah mereka yang rutin berpergian menggunakan pesawat jet pribadi.

Laporan Kesenjangan Emisi 2020 PBB yang baru-baru ini dirilis mementahkan anggapan bahwa proyeksi emisi rumah kaca aka menurun signifikan akibat larangan perjalanan yang diberlakukan di berbagai penjuru dunia sepanjang 2020 akibat krisis kesehatan internasional.

Adanya pengurangan jumlah pengendara memang memang membuat sedikit perbedaan, tapi tidak drastis.

Baca Juga: Detik-detik Pohon Roboh Timpa Pemobil Bikin Ngeri, Pengendara Wajib Waspada

Walaupun jumlah penerbangan umum di tahun lalu menurun drastis, namun tidak dengan para pemilik jet pribadi, yang populasinya mencapai sekitar 70 juta orang di seluruh dunia,

Mereka bertanggung jawab atas 15 persen polusi karbon dunia pada tahun 2020. Sedangkan 50 persen kalangan terbawah (total 3,5 miliar orang) bertanggung jawab atas 50 persen emisi lainnya.  Jarak kesenjangan emisi antara dua kalangan tersebut cenderung kian melebar.

Sejumlah pengemudi ojek online mengantre untuk melakukan  uji emisi kendaraan bermotor di Kantor Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Kramat Jati, Jakarta, Kamis (19/11/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Sejumlah pengemudi ojek online mengantre untuk melakukan uji emisi kendaraan bermotor di Kantor Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Kramat Jati, Jakarta, Kamis (19/11/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Secara teori, emisi karbon tentu bakal berkurang drastis jika para pemilik jet pribadi ini mengurangi rutinitas perjalanan mereka.

“1 persen orang terkaya perlu mengurangi emisi mereka saat ini setidaknya sebesar 30 kali lipat, sementara emisi per kapita dari 50 persen penduduk termiskin dapat meningkat sekitar tiga kali lipat dari tingkat rata-rata mereka saat ini,” kata laporan tersebut.

Bahkan penulis laporan tersebut mengakui hal ini, dengan mengatakan, "pada akhirnya, pencapaian gaya hidup rendah karbon akan membutuhkan perubahan yang mengakar pada sistem sosioekonomi dan konvensi budaya." 

Baca Juga: Kepoin Vespa Cantik Tunggangan Arie Kriting, Warnanya Ngejreng

Padahal beberapa tahun terakhir, beberapa metode alternatif untuk mengurangi emisi karbon ditawarkan, seperti mengadopsi gaya hidup alami dan menggunakan transportasi umum atau bahkan bersepeda daripada mengemudi.  Namun, secara teknis, ini tidak akan berarti apa-apa jika orang kaya dunia tidak berhenti menerbangkan jet pribadi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI