Black Box Sriwijaya Air SJ 182 Terus Dicari, Mobil Miliki Record Data Mirip

Senin, 11 Januari 2021 | 11:51 WIB
Black Box Sriwijaya Air SJ 182 Terus Dicari, Mobil Miliki Record Data Mirip
Black box untuk recording informasi komputer dan audio mobil (Aronberglaw).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Terkait musibah Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, black box yang menjadi recorder riwayat penerbangan terus dicari agar bisa diangkut ke permukaan laut. Di dunia otomotif negara-negara maju, contohnya Amerika Serikat, teknologi senada black box pesawat udara telah diterapkan untuk mobil.

Di mobil, fungsi black box adalah sebagai perekam informasi dari komputer dan audio di kabin.

Dipetik dari Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional Amerika Serikat atau NHTSA (National Highway Traffic Safety Administration), mulai 2013, 96 persen dari setiap mobil baru yang dijual di Amerika Serikat sudah dilengkapi kotak hitam alias black box. Mulai 1 September 2014 ditetapkan bahwa setiap kendaraan baru harus dilengkapi black box.

Adapun peran black box yang disematkan dalam mobil ini, NHTSA menggunakannya dalam investigasi kecelakaan. Salah contoh yang pernah dirilis beritanya adalah kecelakaan yang menimpa Gubernur Massachusetts Timothy Murray pada 2011.

Baca Juga: Kapten Didik Gunardi, Co-Pilot Sriwijaya Air SJ 182 Dalam Kenangan Tetangga

Petugas Tim SAR gabungan membawa Black Box Pesawat Lion Air (Kotak Hitam) di Posko Evakuasi  Pelabuhan Tanjung Priok, Kamis, (1/11). (Suara.com/Fakhri Hermansyah)
Petugas Tim SAR gabungan membawa Black Box Pesawat Lion Air (Kotak Hitam) di Posko Evakuasi Pelabuhan Tanjung Priok. Sebagai ilustrasi black box (Suara.com/Fakhri Hermansyah)

Ia menyatakan mengemudi dalam batas kecepatan normal dan memakai sabuk pengaman. Penyidik melakukan investigasi data yang terdapat dalam black box mobil untuk membuktikan kebenarannya.

Hasilnya, Gubernur Massachusetts ini terbukti mengemudi dalam kecepatan 160 km per jam dan tidak menggunakan sabuk pengaman saat kecelakaan terjadi.

Dikutip dari USA Today, black box untuk mobil bukan lagi menjadi sebuah teknologi yang baru dikenal. Sebelum NTHSA memutuskan peranti recorder ini menjadi peranti wajib di mobil, pada 1994 teknologi tadi sudah diterapkan pada beberapa brand seperti Cadillac, Buick, Chevrolet dan Pontiac.

Black box dengan tampilan yang berwarna terang  ini dirancang untuk membantu pabrikan mempelajari performa mobil produksinya saat terjadi tabrakan.

Dan sejak awal 2000an, NHTSA telah mengumpulkan informasi dari black box untuk mendapatkan gambaran detail tentang situasi sebelum tabrakan. Sehingga jika terjadi kecelakaan, penyelidik bisa menggunakan kotak hitam dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Baca Juga: Proses Pencarian Black Box Sriwijaya Air Jatuh Dilakukan 24 Jam

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI