Suara.com - Bali, masih menjadi destinasi wisata internasional dan lokal papan atas hingga saat ini. Bepergian ke sini, suasana liburan dalam bungkus budaya dan adat terasa kental. Nah, bersama harapan pandemi COVID-19 segera berakhir, pemerintah Provinsi Bali bersiap membangun infrastruktur akses jalan darat. Kelak, dari Pulau Jawa hingga Pulau Dewata, traveller bisa mengemudikan mobil dengan jeda ferry Ketapang - Gilimanuk. Dan menuju ibu kota Denpasar, akan hadir Jalan Tol Gilmanuk - Mengwi
Dikutip dari SuaraBali.id, jaringan Suara.com, calon Bupati terpilih Jembrana, I Nengah Tamba menyatakan rencana jalan tol ini, "Jangan sampai ditunda, karena bisa memeratakan pembangunan Bali selatan dan Bali barat."
Menurutnya, pembangunan jalan tol Gilimanuk-Mengwi ini diharapkan tidak hanya melihat dari sisi ruas jalan tol yang dibangun. Namun memperhatikan mengenai aspek lainnya, seperti lokasi juga harus memperhatikan aspek estetika, sehingga jalan tol yang dibangun diharapkan bisa menjadi destinasi wisata.
Karena itu, I Nengah Tamba berharap jalan tol kelak tidak merusak alam. Harus dihindari bila mencederai lingkungan.
Baca Juga: Jalan Tol Gilimanuk - Mengwi Bali Bakal Melintasi 33 Desa di Jembrana
Ia berharap keterlibatan aktif desa dan para camat yang kawasannya dilintasi jalan tol untuk mampu menyampaikan secara komprehensif pada masyarakat agar tidak ada kesalahan persepsi di masyakat yang nantinya bisa menghambat proses pembangunan jalan tol.
Menurutnya, pertemuan yang dihadiri sehari lalu, Rabu (6/1/2021) tentang basic design Jalan Tol Gilimanuk - Mengwi adalah tahap awal, sehingga perlu ada masukan dari masyarakat pada pihak konsultan dan pemrakarsa sebelum penentuan lokasi dan pembangunan jalan tol.
Pembangunan jalan tol ini harus dicari solusi-solusi untuk kepentingan masyarakat.
Bila ada aturan yang bertentangan, harus dicarikan solusi terbaik agar pembangunan jalan tol bisa berjalan sesuai rencana.
Misalnya ada jalur tempat suci, melasti dan lintasan untuk satwa dan untuk kepentingan masyarakat. I Nengah Tamba berharap, tempat jalan tol tidak ada menyalahi aturan zona tempat suci.
Baca Juga: Kaleidoskop Oto: Motor Bermesin Bongsor ke Indonesia pada 2020
"Jalan tol yang dibangun memang harus "rasa Bali". Kearifan lokal di Bali diakomodir," pungkasnya.