Suara.com - Setelah beberapa tokoh pemerintahan mulai Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, sampai Gubernur Jawa Barat, Rudwan Kamil mencoba mobil listrik atau Electric Vehicle (EV). Giliran Menteri BUMN, Erick Thohir mencoba kendaraan berbahan bakar non-minyak bumi itu.
"Hari ini saya mencoba mengendarai mobil listrik dan mengecek kesiapan stasiun pengisian kendaraan listrik (charging station) di Bali. Mobil listrik ini sudah dicoba oleh tim PLN dari Jakarta ke Bali, yang apabila dengan BBM ongkosnya adalah Rp1,1 juta, maka dengan mobil listrik hanya Rp200 ribu. Hal ini tentunya sangat menghemat terutama di masa pandemi seperti ini," papar Erick Thohir dalam keterangan tertulis pada Sabtu (2/1/2020), sebagaimana dikutip dari kantor berita Antara.
Menteri BUMN juga melakukan pengecekan sejumlah fasilitas charging station atau stasiun pengisian mobil listrik saat menguji coba mengendarai mobil listrik, serta menyatakan kesiapan Indonesia dalam menjadi pemain utama industri mobil listrik.
Menurutnya, mobil listrik punya banyak manfaat. Tak hanya dari sektor ekonomi namun bagi lingkungan. Hal ini sejalan dengan misi pemerintah untuk mendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca Juga: Kaleidoskop Oto: Motor Bermesin Bongsor ke Indonesia pada 2020
"Mobil listrik lebih ramah lingkungan. Emisi yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan kendaraan yang menggunakan bahan bakar minyak. Sehingga akan mengurangi polusi udara, juga polusi suara. Bahkan PLN memberikan diskon 30 persen untuk isi daya di malam hari," jelasnya.
Dilanjutkannya bahwa mobil listrik adalah solusi untuk mengurangi berpindahnya devisa ke luar negeri. Apalagi, saat ini Indonesia mengimpor 1,5 juta barrel per hari untuk BBM atau setara 200 triliun pertahun.
Menteri BUMN sendiri telah memberikan mandat kepada PLN sejak awal agar memperbaiki layanan kepada masyarakat, serta mengubah strategi usahanya sesuai pola kehidupan masyarakat karena pandemi, yaitu agar PLN terus mengantisipasi pengembangan mobil listrik.
Saat ini PLN juga sudah masuk dalam konsorsium BUMN yang membangun baterai listrik dengan Korea dan China.
Sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memastikan proyek pengembangan industri baterai kendaraan listrik terintegrasi antara LG Energy Solution Ltd dengan konsorsium BUMN akan menyerap sebanyak-banyaknya tenaga kerja lokal.
Baca Juga: Ada Insentif Pemerintah India, Tata Nexon EV Jadi Mobil Listrik Idola
Disebutkan bahwa dalam proses negosiasi, pemerintah Indonesia juga menekankan harus ada keikutsertaan pengusaha nasional dan daerah serta UMKM dalam investasi ini. Tujuannya mendorong investasi yang masuk turut mendukung pertumbuhan ekonomi daerah setempat.
Rencananya, lokasi pabrik industri baterai kendaraan listrik akan dibagi dua, dengan skema ini:
- Sisi hulu dari pembangunan smelter dan tambang akan ditempatkan di Maluku Utara
- Sisi hilir produksi prekursor dan katoda serta sebagian baterai sel akan ditempatkan di Kawasan Industri Terpadu Batang, di Jawa Tengah.