Suara.com - Kasus pencurian catalytic converter saat ini marak terjadi di Amerika Serikat. Banyak kejadian, karena ada nilai jual cukup tinggi untuk komponen penyaring gas buang ini.
Dikutip dari Car and Driver, sepanjang 2020, tercatat 500 kasus pencurian catalytic converter. Sedangkan tahun sebelumnya terdapat 200 kasus pencurian.
Pihak kepolisian Virginia mencatat 31 kasus pencurian sejak September, Kepolisian South Bend Indiana mencatat 26 kasus pencurian sejak November, dan terjadi 22 kasus di New Hampshire.
Sebenarnya bagian manakah yang menggiurkan bagi para maling itu?
Baca Juga: Kaleidoskop Oto: Launching Bersamaan Dua Mobil Sekaligus pada 2020
Catalytic converter menjadi incaran para pencuri, dengan kondisi bagian ini terdiri atas beberapa material, dan di antaranya termasuk kategori material berharga.
Ada tiga logam bernilai tinggi dalam alat penyaring emisi gas buang itu, yaitu Palladium, Rhodium, dan Platinum.
Menurut Oklahoma APMEX, pedagang logam, harga emas di Amerika Serikat berkisar Rp957 ribu per gr. Sedangkan untuk Palladium mencapai Rp1,1 juta per gr, Rhodium di kisaran Rp2,9 juta per gr, sementara harga Platinum di kisaran Rp503 ribu per gr.
Posisi catalytic converter berada di kolong mobil, menempel di tengah pipa knalpot. Posisinya yang berada di ruang terbuka ini menyebabkan pencuri bisa dengan mudah memotong pipa knalpot dan mengambil catalytic converter, kemudian mengambil material berharga tadi.
Sebelumnya dikabarkan bila di benua Eropa sedang terjadi tren pencurian kabel charger mobil listrik, khususnya di musim dingin. Sama seperti catalytic converter, pencuri mengincarnya untuk menjual kembali karena bernilai cukup menggiurkan.