Suara.com - Studi yang dilakukan oleh Zap-Map, sebuah layanan pemetaan pengisian kendaraan elektrik yang berbasis di Inggris menyebutkan hasil yang menarik.
Mereka melakukan survei terkait mobil elektrik dan konvensional pada bulan November lalu terhadap lebih dari 2.000 orang, dan begini hasilnya.
Dilanisr dari Autoevolution (31/12/2020), para responden ditanyai apakah mereka pernah mempertimbangkan untuk menukar kendaraan elektrik mereka saat ini dengan kendaraan dengan pembakaran konvensional.
91 persen dari mereka menjawab tidak. Dari sisa orang, hanya satu persen yang menjawab ya, sedangkan sisanya masih ragu-ragu. Hal memperkuat keyakinan bahwa teknologi baru akan bertahan cukup lama dan tak mudah dilupakan.
Baca Juga: LG Investasi Rp142 Triliun, Bangun Smelter di Maluku Utara
"Jajak pendapat kami menunjukkan bahwa ada efek yang kuat dan tahan lama pada mereka yang beralih ke kendaraan beremisi bersih. Bukti menunjukkan bahwa kendaraan ini punya pertumbuhan positif, bahkan di 2020 di mana banyak terdapat ganjalan," kata dalam pernyataan Melanie Shufflebotham, Co-Founder Zap-Map.
“Tantangan bagi industri otomotif adalah memanfaatkan peluang yang dihadirkan EV (kendaraan elektrik), tidak hanya perihal yang perkembangannya pesat, tetapi juga memastikan bahwa staf penjualan memiliki cukup pengetahuan untuk menyajikan manfaat kepada pelanggan mereka."
Adapun mobil listrik yang paling bikin orang puas adalah Volkswagen ID.3 yang baru-baru ini hadir menduduki puncak 'klasemen', diikuti oleh Kia Niro Plug-in Hybrid, dan BMW Seri 3. Sebagai catatan, Tesla Model 3 hanya menempati posisi keempat.
Yang menarik adalah bahwa sebagian besar (52 persen) dari mereka yang ikut serta dalam jajak pendapat ini baru membeli kendaraan bertenaga elektron tahun ini, sementara 26 persen lainnya pada tahun 2019.
Baca Juga: Pabrik Hyundai di Cikarang Produksi Mobil Listrik Mulai 2021