Suara.com - Salah satu alasan memilih mobil dengan transmisi otomatis atau mobil matik adalah cara operasionalnya dirasa mudah ketimbang mobil manual. Utamanya di saat menghadapi kemacetan, kaki tidak mengalami kelelahan karena menginjak pedal kopling.
Yup, saat naik mobil matik, pengemudi hanya perlu mengatur momen menginjak pedal gas dan rem saja sesuai kondisi jalan.
Namun, menjelang pergantian tahun, meneruskan libur Nataru atau Natal dan Tahun Baru, menggunakan mobil matik bukan berarti bisa bebas mengabaikan unsur safety saat berkendara. Ada beberapa prosedur yang perlu dipahami saat mengendarai mobil otomatis di kondisi-kondisi tertentu.
Misal saat berhenti lama di lampu merah, pastikan posisi tuas gigi atau persneling yang benar. Ketika berhenti di lampu merah atau di jalan yang macet sebaiknya tuas persneling dipindahkan dari posisi D ke N, dan jangan lupa untuk menginjak pedal rem.
Baca Juga: Kaleidoskop Oto: Autoseleb yang Berpulang pada 2020
Seperti dilansir dari V-Kool Indonesia, tuas persneling pada posisi D artinya transmisi akan terus bekerja. Fluida di dalam transmisi akan terus beroperasi.
Apabila tetap memposisikan tuas gigi pada posisi D ketika kendaraan berhenti di traffic light, maka akan ada konsekuensi yang berpotensi berakibat fatal. Seperti mobil bisa berjalan sendiri apabila tidak waspada, sehingga bisa menabrak objek di depannya.
Dengan memposisikan tuas gigi pada posisi N serta direm, situasi lebih terkendali, dan ditambah pengemudi tetap waspada, demi keamanan dan keselamatan bersama.
Kemudian, bila melintas di jalan yang menurun, sebaiknya gunakan momen engine brake dengan menurunkan tuas transmisi ke 3, 2, atau L tergantung kecepatan dan sudut turunan.
Hal ini menjaga keawetan transmisi dan membantu sistem pengereman bekerja dengan maksimal. Penggunaan engine brake membuat mobil tidak akan melaju kencang.
Baca Juga: Kaleidoskop Oto: Launching dan Touring Rolls-Royce, Maserati, KEK Mandalika