Suara.com - Pabrikan baterai asal China, Contemporary Amperex Technology Limited (CATL), dikabarkan siap berinvestasi dengan cara membangun pabrik di Indonesia.
Investasi dari CATL tersebut rencananya akan dimulai pada 2021 dengan menggelontorkan dana hingga 5,1 miliar dolar AS. Sedangkan proses produksi baterai akan mulai dilakukan pada 2024.
"Target produksi baterai pertama bisa dilakukan di 2024," ujar Septian Hario Seto, Staf Khusus Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, dikutip dari Paultan, Kamis (24/12/2020).
Dia menjelaskan, pengoperasian pabrik ini merupakan hasil kerja sama antara PT Aneka Tambang (Antam) dan CATL. Dari kesepakatan keduanya, 60 persen nikel hasil tambang harus diproses menjadi baterai di Indonesia.
Baca Juga: Toyota Siapkan Baterai Mobil Listrik Canggih, Cukup Isi 10 Menit Siap Pakai
"Kami tidak ingin mereka mengambil nikel saja dan memproduksinya di luar negeri," tegasnya.
Selain CATL, Hyundai dan LG Chem juga berminat membangun pabrik pengolahan nikel dan pembuatan baterai kendaraan listrik di Indonesia. LG Chem bahkan disebut siap membawa dana sebesar 9,8 miliar dolar .
Bahkan yang tidak kalah santer terdengar adalah rencana Tesla untuk membangun pabrik di Batang, Jawa Tengah.
Sebagai informasi, nama Indonesia memang kian santer terdengar setelah masuknya era mobil listrik. Hal ini menjadi wajar karena Indonesia memiliki sumber Nikel yang menjadi bahan utama pembuatan baterai.
Baca Juga: Bos Ford Pertimbangkan Produksi Baterai Kendaraan Listrik