Suara.com - Contemporary Amperex Technology (CATL), produsen baterai mobil listrik asal China, berencana berinvestasi sebesar 5 miliar dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 70,9 triliun.
Deputi Menteri Kordinator Bidang Maritim dan Investasi, Septian Hario Seto mengatakan bahwa pabrik baterai mobil listrik CATL itu rencananya mulai berproduksi pada 2024.
"Targetnya adalah mereka akan berinvestasi sekitar 5 miliar dolar AS... dan produksi pertama akan dilakukan pada 2024," kata dia seperti dilansir dari Reuters.
Ia mengklaim bahwa CATL sudah meneken kesepakatan dengan BUMN PT Aneka Tambang. Kesepakatan itu akan menjamin bahwa 60 persen nikel asal Indonesia akan diproses oleh CATL menjadi baterai di Tanah Air.
Baca Juga: Elon Musk Akan Kirim Tim Tesla ke Indonesia pada Januari 2021
"Kita tidak mau membawa nikel kita dan mengolahnya di luar negeri," tegas Septian.
CATL sendiri belum memberikan komentar atau tanggapan soal klaim ini.
Pemerintah Presiden Joko Widodo memang berambisi untuk menjadikan Indonesia bagian dari rantai pasok global mobil listrik. Indonesia adalah pemilik cadangan nikel terbesar dunia. Sementara nikel merupakan mineral utama dalam produksi baterai untuk kendaraan listrik.
Selain CATL kabarnya LG Chem asal Korea Selatan juga berniat membangun baterai mobil listrik di Indonesia dengan investasi sekitar 9,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp 139 triliun.
Sementara pekan lalu Presiden dan Menteri Kordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menelepon Elon Musk, merayu bos pabrikan mobil listrik Tesla, untuk berinvestasi di Tanah Air.
Baca Juga: Jokowi dan Luhut Telepon Elon Musk, Minta Tesla Berinvestasi di Indonesia