Suara.com - Kepala eksekutif Volvo Cars, Hakan Samuelsson mengatakan bahwa larangan penjualan mobil bensin mampu mempercepat peralihan konsumen kepada penggunaan mobil listrik.
Menurutnya, cara ini akan lebih efektif dibandingkan pemberian subsidi. Selain itu mobil dengan pembakaran internal adalah teknologi masa lalu.
"Insentif dalam jangka pendek bisa mendorong peralihan industri. Tapi tidak ada bisnis yang sukses dan menguntungkan dengan mengandalkan insentif," ujar Hakan Samuelsson, seperti dikutip dari The Financial Times.
Volvo sendiri merencanakan bila 50 persen dari penjualan produknya pada 2025 adalah mobil listrik. Sedangkan sisanya menggunakan teknologi Plug-in Hybrid Electric Vehicle atau PHEV.

"Kami yakin bahwa segmen mobil premium akan menjadi sepenuhnya menjadi versi elektrik seiring waktu, dan ambisi kami adalah menjadi pemimpin di segmen itu," ungkap Hakan Samuelsson.
Perusahaan asal Swedia yang kini dimiliki China itu sekarang memiliki satu model listrik murni, yaitu Volvo XC40 Recharge. SUV bertenaga listrik ini populer di pasar Eropa dan menjadi model plug-in hybrid terlaris di Eropa.
Dan untuk kawasan Eropa sendiri, mobil dengan mesin pembakaran internal akan dilarang mulai 2030.
CNN Money menyusun daftar negara-negara di Eropa dan Britania Raya, yang telah menetapkan deadline bagi mobil-mobil bensin dan diesel.
Berikut daftarnya:
Baca Juga: Pursuit Seat, Kursi Portable Eksklusif dari Rolls-Royce
1. Britania Raya