Suara.com - Pengguna jalan tol mungkin banyak yang belum memahami bila penggunaan kartu e-toll harus menggunakan kartu yang sama pada saat masuk ataupun keluar gerbang tol otomatis (GTO).
Direktur Operasi ASTRA Tol Cipali, Agung Prasetyo mengatakan, tidak jarang terjadi kemacetan akibat pengguna tol menempel kartu yang berbeda.
"Jadi yang ditempel saat masuk dengan saat keluar harus sama. Karena di situ sistem sudah membaca di mana pengguna pertama masuk," ujar Agung Prasetyo, di area tol Cipali, Subang, Jawa Barat, Kamis (26/11/2020).
Ia menambahkan, ada beberapa contoh kasus pemilik kendaraan kekeuh bila saldo e-toll mereka masih cukup. Padahal sebenarnya bukan hal itu yang jadi permasalahan.
Baca Juga: Helmy Sungkar Wafat, Dunia Balap Nasional Kehilangan Seorang Promotor
"Jadi ini juga perlu diedukasi. Bukan saldo, namun pembacaan kartu oleh sistem. Sehingga masuk dan keluar pastikan pakai kartu yang sama," ucap Agung Prasetyo.
Sementara itu, untuk mengantisipasi penumpukan di rest area saat libur panjang, pengguna jalan tol disarankan untuk keluar di pintu terdekat.
Pasalnya, untuk area tol Cipali biaya yang harus dibayar dihitung berdasarkan jarak kilometer yang ditempuh dari gerbang masuk. Dengan demikian pengguna jalan tol tidak perlu takut saldonya habis.
Sistem ini berbeda dengan GTO di Jakarta. Di mana pertama masuk dikenakan tarif Rp15.000, saat keluar untuk menghindari macet dikenakan biaya yang sama jika kembali masuk ke jalan tol.
"Jadi lebih baik keluar dari pada harus mengantre dan harus parkir di bahu jalan. Karena total tarifnya juga akan sama," tutup Agung Prasetyo.
Baca Juga: New Rolls-Royce Ghost Mendarat di Singapura, Ini Penampakan Perdananya