Suara.com - Suasana macet seperti saat libur panjang di Tanah Air (28-30/10/2020) akan terulang di Amerika Serikat. Dalam merayakan Thanksgiving (26/11/2020), jutaan warganya diperkirakan akan melakukan perjalanan. Antara keinginan mudik warga di Indonesia dan Negeri Paman Sam memiliki kemiripan, yaitu terjadi di masa pandemi COVID-19.
Dikutip dari kantor berita Antara, pada masa liburan Thanksgiving ini, warga Negeri Paman Sam mengabaikan peringatan dari pejabat kesehatan tentang bahaya penyebaran COVID-19. Padahal, pada akhir pekan kemarin, Sabtu (21/11/2020) angkanya bergerak melampaui 12 ribu kasus.
Peningkatan kasus COVID-19 baru-baru ini telah mendorong lebih dari 20 negara bagian untuk memberlakukan langkah-langkah pembatasan baru dalam upaya penanganannya. Utamanya wilayah Midwest, yang mengalami salah satu peningkatan kasus per kapita paling dramatis.
Tujuh gubernur negara bagian wilayah di Midwest, yaitu Wisconsin, Minnesota, Illinois, Ohio, Kentucky, Indiana dan Michigan mendorong penduduk mereka untuk memperhatikan nasihat medis selama liburan serta tidak merayakan Thanksgiving dengan orang-orang di luar rumah tangga mereka.
Baca Juga: Valentino Rossi Berikan Pelukan Emosional kepada Lin Jarvis
Dalam pesan video, para gubernur juga merujuk pada pengumuman baru-baru ini dari Pfizer bahwa lebih dari 90 persen vaksin COVID-19 produksinya efektif. Perusahaan itu akan meminta otorisasi penggunaan darurat vaksinnya dari regulator Amerika Serikat.
Selain menggunakan transportasi pribadi berupa pendaraan roda empat, lebih dari satu juta orang terbang melalui bandara-bandara Amerika Serikat pada Jumat (20/11/2020). Yang menjadi hari dengan penerbangan domestik terpadat kedua sejak pandemi COVID-19 muncul, menurut data Administrasi Keamanan Transportasi (TSA).
Jumat juga menandai tonggak sejarah di mana jumlah tertinggi kasus baru COVID-19 dilaporkan, yakni 196.815 infeksi dalam sehari.
Meski penumpang udara saat Thanksgiving tahun ini diperkirakan turun 47,5 persen dibandingkan 2019, American Automobile Association (AAA) menyebutkan bahwa jumlah perjalanan dengan mobil diperkirakan turun hanya sekitar empat persen.
"Bagi mereka yang sedang mempertimbangkan untuk melakukan perjalanan, mayoritas akan menggunakan mobil, yang memberikan keleluasaan untuk mengubah rencana perjalanan liburan hingga hari keberangkatan," kata Wakil Presiden Senior AAA Paula Twidale sebagaimana dikutip kantor berita Antara.
Baca Juga: Gofar Hilman Punya Kanal Otomotif, Ia Berbagi Ilmu di Acara Daihatsu