Suara.com - Pandemi COVID-19 berdampak terhadap semua sektor, tidak terkecuali pasar mobil bekas. Bisa disebut sebagai dampak virus Corona di sektor otomotif. Banyak konsumen membeli mobil bekas setelah menjual mobil milik mereka sebelumnya. Mereka melakukan downspec, downgrade, atau turun level untuk kebutuhan ekonomi.
"Pada saat awal pandemi, ya benar. Banyak yang menjual dan banyak yang melakukan downgrade. Misalnya Innova dijual dan ditukar Avanza untuk kebutuhan ekonomi," ujar Halomoan Fischer, Chief Operating Officer Mobil88, saat bincang virtual bersama awak media.
Namun, sambungnya, kondisi itu sudah terlewati dan saat ini pasar mobil bekas mulai mengalami pertumbuhan.
"Yang saya lihat, masa-masa itu sudah berlalu sejak Agustus 2020. Jadi rasanya sudah stabil marketnya, fenomena tadi sudah tak banyak lagi," kata Halomoan Fischer.
Baca Juga: Pasar Mobil Bekas Diprediksi Meningkat Jelang Akhir Tahun
Sebelumnya, ia memprediksi pasar mobil bekas akan semakin bergairah menjelang akhir tahun. Kondisi ini disimak dari putaran ekonomi yang mulai membaik beberapa bulan belakangan.
"Prediksi saya, putaran ekonominya sudah mulai membaik November - Desember ini dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Tapi tidak akan normal seperti periode yang sama tahun sebelumnya," jelasnya.
Ia berharap, dalam dua bulan terakhir penjualan mobil bekas bisa mencapai 1.000 unit per bulan.
"Harapannya ada di November dan Desember. Prediksi terjual 900 sampai 1.000 unit sebulan," tutup Halomoan Fischer.
Baca Juga: Diwacanakan Kembali, Pajak Nol Persen Mobil Baru Berdampak ke Mobil Bekas