Indonesia Belum Punya Produk Pembuka Keran Ekspor ke Australia

Rabu, 18 November 2020 | 22:25 WIB
Indonesia Belum Punya Produk Pembuka Keran Ekspor ke Australia
Ekspor mobil 2019. Sejumlah pekera sedang mempersiapkan mobil-mobil yang akan diekspor di IPC Car Terminal, Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (9/1/2019). [Antara/ Indrianto Eko Suwarso]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekretaris Umum Gabungan Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia masih terus mencari peluang bisnis untuk membuka keran ekspor ke Australia.

Namun,ia menyebutkan salah satu kendala yang dialami saat ini adalah model yang ditawarkan belum tersedia.

"Kita ingin ekspor ke Australia, yang saat ini banyak dipasok dari negara-negara lain seperti Thailand. Mengapa bukan dari Indonesia? Ternyata Indonesia tidak punya produk yang bisa diterima di Australia," jelas Kukuh Kumara, dalam sesi webinar, belum lama ini.

"Ini yang perlu kita bicarakan dengan prinsipal. Secara geografis kita lebih dekat dan kita sudah mampu membuatnya," sambungnya.

Baca Juga: PBB: Ekspor Mobil Bekas dari Negara Maju Sumbang Polusi Udara

Presiden Jokowi melepas ekspor perdana Isuzu Traga di Karawang Timur, Jawa Barat [ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay]
Presiden Jokowi saat melepas ekspor perdana Isuzu Traga di Karawang Timur, Jawa Barat [ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay]

Gaikindo mencatat, ekspor mobil dari Indonesia sampai September ada 155 ribu unit atau naik 47 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara impor kendaraan dalam bentuk Completely Build-Up (CBU) berada di kisaran 26 ribu unit.

Disampaikan Kukuh Kumara bahwa Indonesia harus cukup bangga karena telah menjadi salah satu negara yang melakukan swasembada kebutuhan kendaraan bermotor. Karena itu, kita mampu memproduksi kendaraan untuk memenuhi kendaraan bermotor dalam negeri.

"Jadi ekspor kita tahun lalu 332 ribu unit sedangkan impor relatif jauh di bawah itu. Ada kecenderungan menurun, karena pandemi ada impor tertunda sehingga kesannya mengalami lonjakan. Padahal itu adalah rencana impor yang tertunda," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI