Suara.com - CEO Daimler, Ola Kaellenius mengungkapkan perusahaannya akan banyak mengalami perubahan dalam lima tahun ke depan.
Sebagai permulaan, perusahaan raksasa otomotif asal Jerman itu akan mengalami penyusutan, yaitu haluan produksi kekinian menawarkan produk mobil premium dengan fokus mobil listrik dan self-driving.
Adapun proses transisi dari mobil bermesin konvensional ke mobil listrik akan mengakibatkan berkurangnya sejumlah tenaga kerja. Hal ini dikarenakan tenaga yang dibutuhkan untuk membuat mobil listrik lebih sedikit dibandingkan mobil zaman now atau mesin bensin dan diesl.
Sebagai perbandingan, baterai dan motor mobil listrik hanya memiliki 200 komponen, berbeda dengan motor penggerak mesin pembakaran yang memiliki setidaknya 1.400 bagian.
Baca Juga: Minggu Depan Presiden Joko Widodo Kirim Tim Khusus Jumpa Petinggi Tesla
"Lima tahun ke depan kami akan menjadi perusahaan yang lebih kecil," kata Ola Kaellenius, seperti dikutip dari Autonews Europe.
"Kami akan memiliki perubahan mendasar dalam jejak industri di sisi powertrain," tambahnya.
Beralih dari bahan bakar fosil ke mobil listrik berarti Daimler harus menjadi lebih efisien dari sisi sumber daya manusia. Sehingga perusahaan perlu memangkas banyak pekerja di lini produksi.
"Kami merekrut banyak insinyur perangkat lunak baru, pakar kimia baterai, elektrifikasi. Tidak ada keraguan dalam pikiran kami jika perusahaan harus lebih kecil. Itu adalah bagian dari janji kemewahan modern," tegas Ola Kaellenius.
Selain itu, Daimler juga akan mulai beralih menawarkan layanan melalui cara digital dan berencana untuk meluncurkan sistem operasi kendaraan baru pada 2024.
Baca Juga: Luna Maya Cs Jelajah Jateng Bareng Mercedes-Benz GLC 300 4MATIC Coupe
"Anggap saja seperti iPhone, Anda bisa menambahkannya. Itulah keindahan yang pada akhirnya dapat menjadi sumber pendapatan bagi pembuat mobil," pungkasnya.